Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Kisah Lengkap di Balik Curhatan Wali Kota Rustam soal Tudingan Ahok

Demi meluruskan tudingan Ahok, Rustam menuliskan curhatannya di akun Facebook pribadinya. Tulisan itu berjudul "Bekerja dengan hati, suatu ironi".

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Ini Kisah Lengkap di Balik Curhatan Wali Kota Rustam soal Tudingan Ahok
Dennis Destryawan/Tribunnews.com
Ahok 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi meluruskan tudingan Ahok, Rustam menuliskan curhatannya di akun Facebook pribadinya.

Tulisan itu berjudul "Bekerja dengan hati, suatu ironi".

Saat dikonfirmasi, Rustam membenarkan bahwa itu memang tulisan yang diungkapkan dari hatinya, "Iya saya yang buat," ucap Rustam saat dihubungi Minggu (24/4/2016).

Tulisan itu berisikan, bahwa Rustam sama sekali tidak bersekongkol dengan Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok mulai ngeles.

Ia menyebut tudingan yang dilayangkan kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi hanya gurauan.

Ahok menuding Rustam bersekongkol dengan bakal calon gubernur Yusril Ihza Mahendra.

Berita Rekomendasi

Tudingan itu soal Rustam yang tidak menertibkan warga yang ada di bawah kolong tol di kawasan Ancol.

Ahok mengatakan tudingan yang dilayangkan saat menggelar rapat penanggulangan banjir, Jumat (22/4/2016), hanya bercanda.

"Saya bercanda kok di situ. Saya juga tahu dia tidak ada hubungan sama Yusril. "

"Saya cuma ledekin dia," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).

Saat rapat Ahok mempertanyakan penyebab banjir di wilayah Pademangan, Jakarta Utara.

Saat itu Rustam mengatakan, bahwa saat itu rob sedang naik.

Sehingga pompa tidak bisa berfungsi.

"Lah aku kan lebih ngerti. Kamu tahu nggak kenapa nggak bisa bohongin saya soal rob? Saya tiap pagi kalau liat dari jendela rumah saya, saya langsung lihat laut naik berapa tinggi."

"Jadi jarak laut sama rumah saya itu paling 60 meter. 60 meter tuh masih jelas sekali tahu nggak. Jadi saya tahu kalau tembok kanal udah naik berapa saya tahu," katanya.

Ia pun langsung menanyakan informasi tersebut ke petugas pomp air.

Ia mempertanyakan apakah air pasang masuk ke daratan atau tidak.

"Saya tanya petugas pompa pintu air. Jam 10 saya panggil, saya jejerin, saya ngomong. Coba dengerin baik-baik semua. Ada nggak air laut masuk? Nggak ada pak. Bener nggak air laut masuk ke Ancol?"

"Nggak pernah pak. Nah dengerin ya pak Wali yah. Makanya aku ledekin dia," katanya.

"Kan saya ngomong, mana ada banjir? Saya tanya satu-satu. Memang air laut masuk? 'enggak pak'. Kok katanya (Rustam) ada air laut yang masuk?"

"Makanya gue ledekin, Wah jangan-jangan ini sengkongkol sama Yusril kalau gitu," imbuh dia.

"Terus dia bilang, 'enggak pak enggak pak'. Makanya kita ketawa. "

"Saya pikir dia tahu kok kita bercanda," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Ahok beber dosa Rustam

Seusai Rustam mencurahkan perasaannya di akun Facebook-nya, Gubernur DKI Jakarta beber apa saja dosa-dosa Rustam selama bekerja menjadi Wali Kota Jakarta Utara.

"Bagi saya mau curhat seratus kali kek, mau seribu kali kek, ya kalian nilai sendiri saja."

"Cuma, orang ini memang aktivis, sekolah politik, jadi bagi saya ini berpolitik. Cuma untung saja dia punya Gubernur, aku mah nggak pedulilah lu mau berpolitik, yang penting kerjaan beres," kata Ahok, di Lapangan IRTI, Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).

Satu kesalahan yang pernah dilakukan Rustam yaitu saat kasus banjir di Kawasan Berikat Nusantara (KBN).

"KBN itu di Cakung-Cilincing, saya bilang itu nggak mungkin tenggelam. Pasti ada yang nyumbatin saluran karena laut nggak pasang."

"Dia bilang laut pasang nggak turun. Saya panggil dia, saya bilang, hei kamu jangan terlalu banyak main-main politik loh saya bilang," cerita Ahok.

Selain itu, kesalahan lainnya saat Rustam membela Lurah Warakas.

Kata Ahok, terdapat banyak sampah di depan kantor Lurah tersebut.

"Saya bilang nih terlalu jorok, depan kantor lurah aja kalinya penuh sampah. Saya bilang tolong lurahnya diingetin. Jangan dibela-belain. Jangan bikin kubu-kubuan yang nggak seneng mau dikeluarin, saya ingetin terus," katanya.

Apalagi, lanjutnya, saat kasus pembongkaran kawasan Kalijodo.

Saat itu Rustam enggan mengeluarkan Surat Peringatan 1.

Termasuk saat pembongkaran Pasar Ikan, dimana, Rustam menyebut bahwa pemukiman tersebut memiliki sertifikat.

"Pasar ikan, dia ngotot ga mau bongkar, dia bilang ada sertifikat. Saya panggil lurah, camat, PD Pasar Jaya. Dia nggak mau bongkar.:

"Orang aset Pasar Jaya kok. Pasar Jaya kios dibuat rumah, ya jelas dong kita beresin. Dia juga nggak mau bergerak," katanya.  (Tribunnews/Dennis Destryawan/WartaKota/Mohamad Yusuf )

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas