Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mundurnya Wali Kota Jakarta Utara, Kepala BKD DKI: Ada Alasan Lain yang Sifatnya Pribadi

"Sebelum menyampaikan surat, kita ada diskusi kecil," ujar Agus di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2016).

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Mundurnya Wali Kota Jakarta Utara, Kepala BKD DKI: Ada Alasan Lain yang Sifatnya Pribadi
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Wali Kota Jakarta Utara, Rustam Effendi. 

"Kan saya ngomong, mana ada banjir? Saya tanya satu-satu. Memang air laut masuk? 'enggak pak'. Kok katanya (Rustam) ada air laut yang masuk?"

"Makanya gue ledekin, Wah jangan-jangan ini sengkongkol sama Yusril kalau gitu," imbuh dia.

"Terus dia bilang, 'enggak pak enggak pak'. Makanya kita ketawa. "

"Saya pikir dia tahu kok kita bercanda," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Ahok beber dosa Rustam

Seusai Rustam mencurahkan perasaannya di akun Facebook-nya, Gubernur DKI Jakarta beber apa saja dosa-dosa Rustam selama bekerja menjadi Wali Kota Jakarta Utara.

"Bagi saya mau curhat seratus kali kek, mau seribu kali kek, ya kalian nilai sendiri saja."

Berita Rekomendasi

"Cuma, orang ini memang aktivis, sekolah politik, jadi bagi saya ini berpolitik. Cuma untung saja dia punya Gubernur, aku mah nggak pedulilah lu mau berpolitik, yang penting kerjaan beres," kata Ahok, di Lapangan IRTI, Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).

Satu kesalahan yang pernah dilakukan Rustam yaitu saat kasus banjir di Kawasan Berikat Nusantara (KBN).

"KBN itu di Cakung-Cilincing, saya bilang itu nggak mungkin tenggelam. Pasti ada yang nyumbatin saluran karena laut nggak pasang."

"Dia bilang laut pasang nggak turun. Saya panggil dia, saya bilang, hei kamu jangan terlalu banyak main-main politik loh saya bilang," cerita Ahok.

Selain itu, kesalahan lainnya saat Rustam membela Lurah Warakas.

Kata Ahok, terdapat banyak sampah di depan kantor Lurah tersebut.

"Saya bilang nih terlalu jorok, depan kantor lurah aja kalinya penuh sampah. Saya bilang tolong lurahnya diingetin. Jangan dibela-belain. Jangan bikin kubu-kubuan yang nggak seneng mau dikeluarin, saya ingetin terus," katanya.

Apalagi, lanjutnya, saat kasus pembongkaran kawasan Kalijodo.

Saat itu Rustam enggan mengeluarkan Surat Peringatan 1.

Termasuk saat pembongkaran Pasar Ikan, dimana, Rustam menyebut bahwa pemukiman tersebut memiliki sertifikat.

"Pasar ikan, dia ngotot ga mau bongkar, dia bilang ada sertifikat. Saya panggil lurah, camat, PD Pasar Jaya. Dia nggak mau bongkar.:

"Orang aset Pasar Jaya kok. Pasar Jaya kios dibuat rumah, ya jelas dong kita beresin. Dia juga nggak mau bergerak," katanya.  (Tribunnews/Dennis Destryawan/WartaKota/Mohamad Yusuf )

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas