Kata Ahok, Penertiban Luar Batang Dipolitisir Jelang Pilkada DKI Jakarta
"Kami gusur Masjid Luar Batang enggak? Enggak loh. Jadi itu cuma isu saja," imbuh Ahok.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penertiban di kawasan Pasar Ikan Luar Batang merupakan upaya mencegah Jakarta tenggelam akibat air pasang laut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjelaskan untuk menghindari tenggelamnya Jakarta diperlukan tanggul setinggi 3,8 meter di atas permukaan laut di kawasan Jakarta Utara.
Proyek tanggul laut raksasa yang jadi bagian dari pengembangan dan pembangunan wilayah pesisir di ibu kota atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), ucap Ahok, dapat menghindari Jakarta tenggelam karena penurunan permukaan tanah.
Penertiban di Luar Batang diperlukan untuk keberlangsungan pembangunan tanggul, "Kami tertibkan itu untuk apa? Buat tanggul," ujar Ahok di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016).
Dampak pemanasan global bisa mencairkan es-es abadi di negara-negara lintang tinggi, diperkirakan dapat mempengaruhi tingginya permukaan air laut. Atas dasar itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menertibkan hunian yang menghalangi pembangunan tanggul
"Kalau saya mau membangun tanggul, kamu tinggal di laut, ya saya mau pindahkan Anda. Itu saja sebenarnya. Lalu dipolitisir karena kebetulan Pemliukada beberapa bulan lagi," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Namun Ahok menduga, isu penertiban Luar Batang melebar karena menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Hingga mencuatnya kabar Pemprov DKI Jakarta akan melakukan penggusuran bangunan Masjid Luar Batang.
"Kami gusur Masjid Luar Batang enggak? Enggak loh. Jadi itu cuma isu saja," imbuh dia.