Menjadi Petahana Bukan Jaminan Bakal Terpilih Lagi
"Incumbent (petahana) tidak punya kepastian atau jaminan akan terpilih lagi."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro memandang calon petahana belum tentu memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ia mengatakan itu berkaca pada kekalahan Fauzi Bowo oleh Joko Widodo pada Pilkada DKI Jakarta 2012.
"Incumbent (petahana) tidak punya kepastian atau jaminan akan terpilih lagi. Bayangkan basis Fauzi Bowo sangat kuat di masjid, mushollah, ormas, ada dalam radiusnya pak Foke. Tapi tidak jaminan menang," kata wanita yang akrab disapa Wiwik itu, di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).
Ia menyebut akan banyak dinamika politik, ekonomi, dan demokrasi yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. Sulit memrediksi siapa pemenangnya.
"Parpol belum menurunkan orang-orangnya. Mereka masih berhitung mencari strategi yang tepat. Ini ibu kota dan konstelasi politiknya luar biasa," kata Wiwik.
Wiwik mengungkapkan hal itu juga bisa terjadi pada bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia mengatakan, Ahok memiliki banyak keuntungan sebagai bakal calon petahana.
Seperti akses, fasilitas dan networking yang kuat.
"Ada dua hal yang harus diperhatikan pemimpin, yaitu elektabilitas dan integritas. Dalam sejarah apapun di Indonesia, kalau seseorang melakukan pelanggaran hukum, etika, korupsi, pastinya sulit mempromosikan dia jadi pejabat publik," kata Wiwik.
Penulis: Kurnia Sari Aziza