Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gagang Cangkul Belepotan Darah Organ Dalam Bikin Merinding! Netizen Minta Pelaku Dihukum Mati

Beberapa netizen mengatakan kalau tiga pelaku yang ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian tak pernah lahir dari rahim seorang wanita.

Penulis: Robertus Rimawan
zoom-in Gagang Cangkul Belepotan Darah Organ Dalam Bikin Merinding! Netizen Minta Pelaku Dihukum Mati
FACEBOOK
Enno Parihah (18) semasa hidup, gadis cantik, yang dikenal pendiam dan baik hati. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Tewasnya Enno Fariah/ Enno Parihah (18) memicu kemarahan publik terlebih setelah netizen mengetahui kondisi korban.

Demikian sadisnya aksi tiga pelaku terhadap korban, apalagi setelah netizen melihat penampakan cangkul yang mengerikan.

Melalui foto yang diposting oleh Facebook Divisi Humas Polri bikin merinding yang melihatnya.

Bahkan memicu kegeraman netizen, melalui kolom komentar muncul ratusan caci maki, hujatan hingga permintaan hukuman mati dan hukuman siksa bagi pelaku.


FACEBOOK/DIVISI HUMAS POLRI - Inilah cangkul yang digunakan untuk menghabisi Enno Parihah (18). Peristiwa tragis dan mengenaskan menggugah empati publik.

Gagang pacul yang berubah warna merah darah organ dalam Enno Fariah mengundang kepedihan publik.

Tak sedikit netizen mengungkapkan kemarahan dengan berbagai kata.

Bahkan beberapa netizen mengatakan kalau tiga pelaku yang ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian tak pernah lahir dari rahim seorang wanita.

BERITA TERKAIT

Berikut beberapa komentar netizen yang dikutip dari Facebook Divisi Humas Polri serta komentar netizen pada postingan berita di Tribunnews.com terkait berita tersebut.

Aji Nugroho: gak iso bayangke wes (tak bisa membayangkan)

Nata Manggala Kemuning: biad**** ..... ini pelaku kyanya bukan lahir dari rahim seorang wanita y ...

Riffo Perdana: Parahh sadiss pelakunya

Maxflieansyah: Ya ampun panjang nya ganggang nya

Dadan Ramdhani: abisin aja pak di lapas,jangan kasih ampun,bia**** bgt nih orng

Gandi: Cangkul segitu panjangnya masuk ,meleeewati perut berarti

Ismi Amalia: kasian bngt Alm.eno :') ayo tingkatkan kesadaran dan pikiran yg jernih terutama tingkatkan iman kita kepada tuhan o:) semoga allah melindungi kita dr kejahatan semoga pembunuh sadis itu di berikan hukuman yg setimpal di dunia maupun akhirat!

Dian Sudiana: Sadissss bgt ni bocah,ini anak lahirnye ga dari rahim ibunye,kayaknye dari dalem tanah kayak pohon ubi....

Fenny Yunita Zen: kok bisa ya melakukan hal seperti itu ... apa yang salah dgn masyarakat kita akhir2 ini ... prihatin.

Irvan Surya Permadi: Apa yg terjadi, sehingga pelaku bisa berbuat sadis seperti itu?
Itu adalah manusia, dia perempuan, punya keluarga, punya impian dan harapan...
Hilang dalam waktu yg singkat,.....

Mas Adi Motor: Hukuman mati buat pelaku

Ening Setiyawati: Masih SMP aja kelakuannya udh seperti ib**s!!!!...Bia***!!!!

Pembunuhan sadis

Pembunuhan paling sadis di Tangerang, dengan kondisi korban (maaf) gagang pacul dimasukkan ke dalam kemaluan gadis, akhirnya terungkap.

Enno Fariah alias EF (18), korban pembunuhan di Dadap, Kabupaten Tangerang, hasil penyidikan sempat diperkosa oleh tersangka secara bergiliran, yaitu RA (15), R (20), dan IP (24).

"Korban dibekap pakai bantal oleh salah satu tersangka hingga lemas. Setelah lemas, mereka memerkosa korban secara bergantian," tutur Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo, Senin (16/5/2016).

Lalu, para pelaku membunuh pelaku dengan cara menancapkan pacul ke bagian alamat kelamin korban.

Fakta mengerikan dari kepolisian yakni saat pacul ditancapkan (maaf) ke dalam kemaluan, Enno Fariah masih dalam keadaan hidup.

"Takut korban saat tersadar akan melaporkan, ketiganya membunuh dengan menancapkan pacul ke bagian alat kelamin korban,” kata dia.

Semula ketiga pelaku ingin membunuh korban menggunakan pisau.

Namun, karena tak ada pisau, dan hanya menemukan pacul, maka benda itu digunakan untuk menghabisi nyawa korban.

Saat salah satu tersangka mengecek ke dapur untuk mencari pisau, ternyata tak ditemukan.

Lalu, tersangka keluar kamar untuk mencari benda lain selain pisau dan berhasil menemukan cangkul yang berada tak jauh dari kamar korban.

"Pacul itulah alat yang digunakan ketiga tersangka untuk menghabisi korban," tambahnya.

Penangkapan tersangka

Jajaran Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Dit Reskrimum Polda Metro Jaya dibantu Polres Metro TangerangKota dan Polresta Tangerang Kabupaten mengamankan seorang laki-laki di Dadap, Kabupaten Tangerang, Minggu (15/5/2016) sekitar pukul 04.00 WIB.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setiyono, mengatakan pria itu ditangkap diduga terlibat dalam pembunuhan Enno Fariah.

"Kami mendapatkan handphone korban di kantong celananya. Yang bersangkutan 1X24 Jam sedang dilakukan interogasi di Jatanras Polda Metro Jaya," kata Awi Setiyono kepada wartawan, Minggu (15/5/2016).

Selain membawa terduga pelaku pembunuhan, aparat kepolisian turut menyita barang bukti diduga terkait kasus pembunuhan Eno.

Barang bukti berupa, satu sepeda motor Satria F berplat nomor B6767GZL dan dua buah kasur lipat.

Di kasur lipat tersebut ada bercak noda darah.

Barang bukti itu dibawa menggunakan mobil double cabin dari Polsek Teluk Naga.

Sebanyak tiga orang aparat kepolisian terlihat merapikan barang bukti yang ditaruh di depan kantor Sub Direktorat Reserse Mobile (Resmob) Dit Reskrimum Polda Metro Jaya.

"Kami masih melakukan pengembangan. Sampai saat ini belum ada pelaku yang tertangkap," kata Kasubdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Eko Hadi Santoso saat dihubungi.

Tiga tersangka

Aparat kepolisian telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus pembunuhan Enno Parihah alias EF (18).

Para tersangka diduga membunuh EF karena permasalahan asmara.

Ketiga tersangka adalah RA (15), R (20), dan IP (24). Mereka mengenal EF.

Sampai saat ini, mereka masih dimintai keterangan secara intensif di Mapolda Metro Jaya.

"Dari penuturan tersangka, ini motif asmara," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, kepada wartawan, Senin (16/5/2016).

Menurut pengakuan para tersangka, mereka bekerjasama saat membunuh EF. Mereka mengenal saling mengenal dengan korban.

"Yang bersangkutan dengan almarhum saling kenal," kata dia.

Awi menambahkan, pelaku berusia lebih muda daripada korban.

Status pelaku itu masih pelajar SMP.

Ibunda penasaran lihat wajah pelaku

Pada waktu yang sama, aparat kepolisian turut membawa Mahfudoh, ibu kandung Enno, dan Dita, kakak kandung Enno.

Mereka dijemput aparat kepolisian di kediaman Kampung Bangkir RT/RW 12/003, Desa Pengandikan, Lebakwangi, Kabupaten Serang pada hari Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.

Aparat kepolisian tak menjelaskan kepada mereka tujuan membawa ke Mapolda Metro Jaya. Mereka pun belum menerima informasi pelaku pembunuhan Enno telah tertangkap.

Pihak keluarga merasa penasaran seperti apa wajah pelaku yang telah tega membunuh.

"Tadi ditelepon, lalu, dijemput. Saya tanya ada apa? Coba ke sini saja. Tadi dibawa pukul 04.00 WIB. Katanya pelaku sudah tertangkap ya. Sini coba lihat wajah pelaku. Saya penasaran seperti apa wajah orangnya," ujar Mahfudoh kepada wartawan.

Mahfudoh terakhir kali bertemu dengan Enno saat sang buah hati pulang ke kampung halaman di Pengandikan, Serang, Jumat (6/5/2016).

Fikri, ayah Enno mengantar anaknya pulang dari tempat kos di Dadap, Kabupaten Tangerang. Di kesempatan itu, Enno bercerita sempat bertengkar dengan seorang wanita.

Dia mengaku pertengkaran itu terjadi di pabrik tempat Enno bekerja di PT Polyta Global Mandiri. Eno mengatakan kepada orang tuanya, dia sedang tertawa saat perempuan itu lewat dihadapannya. Mahfudoh menduga perempuan itu tersinggung kepada anaknya.

"Dia pulang terakhir pas Jumat yang ada libur panjang. Pada Jumat minggu ini meninggal. Dia cerita habis berantem dengan perempuan. Dia cerita, tetapi tak bilang alasan apa. Enno diancam. Enno diseret keluar," kata dia.

Lalu, Enno sempat mengatakan kepada ibunya.

"Kasar tidak dapat halus dikerjain," kenangnya tanpa mengerti apa maksud ucapan anaknya.

Mahfudoh mempunyai firasat akan kehilangan anak keempat dari tujuh bersaudara itu.

Firasat berupa mendengar suara burung hantu di sekitar tempat tinggal dan tingkah laku berbeda dari Enno.

Sebelum pulang untuk terakhir kali, Enno sempat menelepon ibunya.

Dia mengatakan ingin membawa sesuatu untuk orang rumah.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas