Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teman Eno Tidak Dengar Apa Pun Saat Malam Terjadi Pembunuhan

Rekan-rekan Eno Parihah (18) mengaku tidak mendengar kegaduhan sedikit pun pada saat kejadian pembunuhan berlangsung, Kamis (12/5/2016) malam atau Jum

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Teman Eno Tidak Dengar Apa Pun Saat Malam Terjadi Pembunuhan
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Kamar mess, PT Polyta Global Mandiri di Jalan Gudang 8, Kosambi, Dadap, Banten. tempat tersebut menjadi lokasi pembunuhan Eno Parihah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rekan-rekan Eno Parihah (18) mengaku tidak mendengar kegaduhan sedikit pun pada saat kejadian pembunuhan berlangsung, Kamis (12/5/2016) malam atau Jumat dini hari lalu.

Seperti diketahui, Eno ditemukan tewas mengenaskan di mess tempat kerjanya, PT Polyta Global Mandiri di Jalan Gudang 8, Kosambi, Dadap, Banten, Jumat (13/5/2016).

Rekan korban mengaku dirinya masuk kerja pada saat malam kejadian.

"Saya tidak mendengar apapun karena malam hari saya kerja, sementara Eno masuknya siang," kata rekan Eno, DI, di mess, Senin, (16/5/2016).

 DI mengaku kaget mendengar kabar Eno dibunuh pria di kamar mess.

Padahal selama ini perempuan berusia 18 tahun tersebut tidak pernah terlihat membawa pria masuk ke kamarnya.

"Karena engga boleh, jadi setahu saya tidak pernah membawa laki-laki masuk sini," katanya.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, Eno dikenal sebagai perempuan yang baik dan sayang kepada keluarga.

Kepada teman-temannya Eno selalu bercerita ingin menjadikan keluarganya di Lebak Wang, Kabupaten Serang bahagia.

"Dia orangnya penyayang keluarga, selalu bercerita tentang ibu, kakak dan adiknya di ‎kampung," katanya.

Takut tidur sendiri

Eno Parihah ditemukan tewas mengenaskan di mess tempat kerjanya, PT Polyta Global Mandiri di Jalan Gudang 8, Kosambi, Dadap, Banten.‎

Kejadian yang menimpa Enno tersebut kini membuat rekan-rekan Enno yang tinggal di Mess ketakutan untuk tidur sendiri.

Di mess yang terdiri dari 13 kamar tersebut, rekan-rekan enno memilih tidur berdesakan.

Seperti yang tampak pada Senin, (16/5/2016) siang, lebih dari lima orang tidur berdesakan di kamar nomor 11 dengan pintu terbuka.

"Jadi takut sekarang, makanya tidur ramean," ujar rekan Enno, DI, di mess, Senin, (16/5/2016).

Apalagi menurutnya semenjak ditemukannya jasad Enno, banyak orang yang datang ke mess yang pintu aksesnya melalui samping tersebut. ‎

Banyak orang penasaran ingin melihat lokasi pembunuhan sadis tersebut.

"Dua hari terkahir, selain polisi banyak orang datang, kita jadi semakin takut," paparnya.

Pantauan Tribunnews, lokasi mess PT Polyta Global Mandiri terdiri dari dua bagian.

Satu khusus untuk pria yang terletak dibagian depan dengan pintu masuk melalui depan bangunan, di jalan gudang delapan.

Sementara satu lagi khusus wanita yang terletak di bagian belakang dengan pintu masuk lewat samping.

Antara mess pria dan wanita terhalang tiga kamar mandi.

Terdapat tiga belas kamar di mess wanita.

Kamar Enno terletak paling belakang menghadap kamar mandi.

Saat disambangi, kamar kurang lebih seluas 2 X 3 meter yang ditinggali Enno masih dibentangi garis polisi.

Di mess tersebut antara kamar satu dan kamar lainnya saling berhimpitan.

Menurut DI, di mess tersebut ada yang ditinggali satu orang dan ada yang lebih.

Di kamar tersebut menurutnya Enno tinggal sendiri.

Pasca peristiwa pembunuhan, kini kondisi di depan mess tersebut berantakan.

Terapat beberapa pakaian dan sepatu bertumpuk di depan pintu kamar.

Cangkul sepanjang 65 sentimeter

Laman Facebook milik Divisi Humas Polri merilis foto penampakan cangkul yang menewaskan Eno Parihah (18), buruh pabrik plastik, di messnya di Jatimulya, Kosambi, Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten.

Seperti dilansir dari laman jejaring sosial Facebook tersebut, Selasa (17/5/2016), cangkul dengan ukuran gagang sepanjang 65 sentimeter itu ditemukan menancap di alat kelamin korban dan membunuhnya.

Gadis asal Serang, Banten itu tewas akibat kekerasan cangkul.

Kini, cangkul tersebut sudah berada di laboratorium forensik untuk diperiksa.

Selain cangkul, barang bukti lainnya seperti kasur di kamar korban dan pakaian korban, juga dibawa ke Laboratorium Forensik untuk dilakukan swipe darah.

Eno ditemukan tewas pada Jumat (13/5) sekitar pukul 08.45 WIB.

Korban ditemukan oleh 2 teman kamarnya, Eroh dan Tikroh yang juga satu kampung dengan korban di Serang, Banten.

Saat itu, keduanya baru saja pulang sehabis bekerja shift malam di sebuah pabrik di kawasan Dadap, Tangerang.

Keduanya mendapati pintu kamar dalam keadaan tergembok dari luar.

Kedua saksi kemudian meminta temannya, Yaya untuk membuka dengan menggunakan kunci cadangan.

Namun rupanya, tidak ada yang cocok dengan kunci yang dimiliki pihak pabrik.

Dengan disaksikan Eroh dan Tikroh, Yaya kemudian mendobrak pintu kamar tersebut.

Setelah terbuka, kedua teman wanita korban menjerit histeris setelah mendapati Eno dalam keadaan sudah tidak bernyawa, terlentang di atas kasur berlumuran darah.

Para karyawati pabrik itu lantas menghubungi pihak HRD pabrik yang selanjutnya diteruskan dengan melapor ke Polsek Teluknaga.

Polisi melakukan olah TKP dan mengambil keterangan para saksi saat itu juga.

Setelah dilakukan penyelidikan, tim gabungan dari Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin AKBP Eko Hadi Santoso, dan Kanit V Resmob Kompol Handik Zusen, Kanit IV Resmob Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kanit III Subdit Jatanras Polda Metro Kompol Awaludin Amin serta Polsek Teluknaga dan Polres Tangerang Kota, pelaku berhasil terungkap.

Saat ini polisi sudah mengamankan 3 orang, yang salah satunya berinisial A yang diduga kuat sebagai pelakunya.

Dugaan kuat mengarah kepada A lantaran ia kedapatan memiliki handphone korban.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas