Gara-gara Reklamasi, Nelayan Muara Angke Ganti Profesi Jadi Pemulung dan Kuli Bangunan
"Ada yang cuma di rumah, ada kuli bangunan, pemulung, buruh atau ikut ke kapal besar. Kapal kecil sudah tidak bisa digunakan lagi,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Warta Kota/Alex Suban
Inilah suasana Pulau Reklamasi G, di seberang Pluit, Jakarta Utara, Rabu (11/5/2016). Proyek reklamasi di pulau ini distop Dirjen Penegakkan Hukum Kementerian LHK Rasio Ridho Sani sampai terpenuhnya seluruh perintah yang diwajibkan kepada perusahaan termasuk melakukan perubahan dokumen dan ijin lingkungan. (Warta Kota/alex suban)
Biasanya, mereka hanya membutuhkan 20 liter solar, tetapi karena adanya pulau reklamasi maka perahu mereka membutuhkan 20 sampai 40 liter solar karena jarak yang jauh.
Waktu melaut ikut berubah.
Awalnya mereka berangkat subuh dan pulang pada sore hari.
"Sekarang berangkat subuh, pulangnya subuh lagi," katanya.
Yudi menuturkan banyak jenis ikan yang telah menghilang dari perairan Muara Angke seperti Kerapu.
Ikan Kembung masih bisa didapatkan disekitar Pulau C dan D.
"Paling masih dapat ikan mata belo, ukurannya kecil. Udang sudah lama tidak ada," katanya.
Berita Rekomendasi