Lima Modus Pemberangkatan WNI Gabung ISIS ke Suriah
BNPT menyatakan ada lima modus pemberangkatan WNI yang hendak gabung dengan ISIS ke Suriah.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan ada lima modus pemberangkatan WNI yang hendak gabung dengan ISIS ke Suriah.
Direktur Kerjasama Bilateral BNPT, Brigjen Budiono Sandi, menuturkan lima modus itu yakni umrah atau haji, kunjungan wisata, kunjungan keluarga, melanjutkan pendidikan, hingga mencari pekerjaan.
"Modusnya ada lima, mulai dari umrah, wisata sampai melanjutkan pendidikan. Rute berangkat juga beragam melalui beberapa negara," ujar Budiono di Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Budiono melanjutkan sebelum pemberangkatan, lebih dulu para WNI yang hendak gabung ISIS ini direkrut setelah itu baru diberangkatkan.
"Setelah berangkat biasanya mereka ditampung di tempat penampungan sementara, lalu diberi pelatihan dasar, pelatihan taktik perang hingga penempatan di pos jaga sampai menjadi pasukan perang," ungkapnya.
Lebih lanjut, Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Yurod Saleh menjelaskan pihak Imigrasi juga mempunyai peran untuk melakukan pencegahan WNI yang hendak gabung ISIS ke Suriah, hingga masuknya orang asing terduga teroris ke Indonesia.
"Kami harus awasi betul perlintasan keluarnya WNI yang diduga terlibat terorisme termasuk pengamanan perlintasa masuk WNI yang diduga terlibat terorisme," ucap Yurod.
Untuk mendukung pengawasan pada orang asing, Yurod mengaku pihaknya telah membentuk Tim Pengawasan Orang Asing atau tim PORA di setiap kabupaten dan kecamatan termasuk di 121 kantor imigrasi.
Tim PORA ini terdiri dari unsur Imigrasi, Kemendagri, Kemenlu, TNI, Polri, BIN, Kementerian Pariwisata, dan lainnya.
"Kerja tim PORA ya sesuai dengan poksinya masing-masing, kalau ditemukan keanehan bisa disampaikan ke Sekretariat tim PORA, lalu ditindaklanjuti, " tambah Yurod.