Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

1.500 Anak Yatim Menulis Surat untuk Presiden di Bulan Ramadan

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Standardpen dengan Yayasan Andaru Selaras, ASPEDI, Parakrama dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in 1.500 Anak Yatim Menulis Surat untuk Presiden di Bulan Ramadan
Ist/Tribunnews.com
Di bulan suci Ramadan ini, Standardpen berbagi kebahagiaan bersama 1.500 yatim & dhuafa dari 30 yayasan panti asuhan se – Jabodetabek. Disela-sela kegiatan berbuka puasa bersama, Standardpen mengajak anak-anak belajar menuliskan harapan, cita-cita yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budaya literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Data UNESCO menyebutkan persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 persen atau hanya 1 banding 10.000.

Bagaimana dengan nasib budaya menulis? Standardpen, perusahaan alat tulis asli Indonesia, melakukan gerakan mengajak anak Indonesia kembali menulis dengan tangan melalui gerakan ‘AYO MENULIS’ dan membagikan Satu Juta Bolpoin untuk anak Indonesia.

Di bulan suci Ramadan ini, Standardpen berbagi kebahagiaan bersama 1500 yatim & dhuafa dari 30 yayasan panti asuhan se – Jabodetabek. Disela-sela kegiatan berbuka puasa bersama, Standardpen mengajak anak-anak belajar menuliskan harapan, cita-cita yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI.

“Kegiatan ini diharapkan menjadi pengalaman yang bernilai dan menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis dengan tangan,” kata CEO Standardpen, Megusdyan Susanto.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Standardpen dengan Yayasan Andaru Selaras, ASPEDI, Parakrama dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Menulis, sambung Megusdyan, selain mengasah kinerja otak juga dapat membantu anak-anak menjadi kreatif. “Kami mengandalkan guru dan orang tua untuk melestarikan menulis dengan tangan,” tandasnya. Data terakhir (2009) menyebutkan, sekitar 72.553 jiwa warga DKI Jakarta masih buta huruf.

Oleh karena itu Standardpen ingin mengembalikan tradisi lama yang mulai ditinggalkan karena kemajuan teknologi gadget. “Dalam kesempatan ini, kami mengajak anak-anak & guru untuk melestarikan menulis dengan tangan yang dapat mengasah kinerja otak,” kata Megusdyan.

Berita Rekomendasi

Hasil riset Harvard University, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa ada lima manfaat menulis bagi anak-anak. Mengurangi stres, belajar mengeluarkan pendapat secara bijak, belajar merangkai kata, melatih kesabaran, serta menambah ilmu dan wawasan.

Dalam kesempatan ini, Megusdyan bercerita perihal pembuatan bolpoin yang sangat kompleks. Menurutnya, untuk menghasilkan satu batang bolpoin dibutuhkan mesin yang kuat, disiplin, quality control yang ketat, serta bahan yang bermutu. “Dari satu batang bolpoin saja proses yang dilalui sangat rumit dan dibutuhkan ketelitian.”

Selain kota-kota tersebut, Standardpen secara terus menerus menyalurkan bantuan alat tulis ke pelosok-pelosok negeri untuk membantu anak-anak yang membutuhkan. “Selain membagikan bolpoin, Standardpen juga membagikan buku tulis dan tas sekolah sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) Standardpen,”kata Shara Christanti, Public Relations PT Standardpen Industries.

Tentang Standardpen

Beroperasi selama hampir setengah abad, produsen bolpoin terkemuka, PT Standardpen Industries (Standardpen), terus berkembang penuh inovasi. Sejak didirikan pada 1962 Standardpen telah memproduksi lebih dari 109 varian alat tulis. Seluruh produk dibuat dengan ratusan mesin canggih yang beberapa di antaranya diimpor dari Jepang dan Swiss. Standardpen mampu memproduksi sekitar 120 juta batang bolpoin dalam sebulan, juga memproduksi alat tulis lain seperti spidol, penghapus, dan oil pastel.

Salah satu penemuan terbesar Standardpen adalah oil gel, yaitu tinta dengan viscosity yang rendah dan super liquid. Pada pameran perdagangan 2003, Paperworld, di Frankfurt, Jerman, Standardpen menunjukkan teknologi tinta terbarunya, yakni G'soft (teknologi tinta gel berbasis minyak), dan menarik perhatian perusahaan-perusahaan manufaktur pena terbesar di dunia. Fakta ini merupakan bukti Standardpen adalah inovator kelas dunia.

Standardpen mulai memasok kebutuhan pasar domestik Indonesia pada tahun 1971. Sejalan dengan perkembangan kualitas dan inovasi produk yang semakin diterima pasar, saat ini produk Standardpen sudah melayani permintaan sampai ke mancanegara. Amerika, Jerman, India, Filipina, Thailand, Malaysia, Mesir, Iran, Dubai, Singapura, dan Australia. Indonesia sudah tentu menjadi leading company dengan pangsa pasar mencapai 60-70 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas