Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Faizal Rapsanjani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teriknya matahari siang di kawasan Kota Tua, Jakarta, membuat Sumiyati berteduh di bawah pohon tak begitu rindang di sisi pinggir jalan sembari menjajakan uang pecahan kepada pengemudi yang lewat, Sabtu (2/7/2016).

Semangatnya masih terasa meskipun usianya yang sudah lanjut dan memiliki tiga orang cucu.

Sumiyati merupakan pensiunan guru di salah satu sekolah tingkat menengah di Jakarta.

"Saya dulunya bekerja sebagai pengajar dan setelah pensiun barulah saya mulai menjualkan uang pecahan ini ke orang-orang," ujarnya.

Ia menceritakan awal mula bisa menjadi penjual uang pecahan, karena semasa ia mengajar dulu banyak dari teman-temannya menitip untuk menukarkan uang kepada Sumiyati.

"Yah daripada saya pensiun tidak melakukan apa-apa, dan sekaligus untuk nambah penghasilan biar bisa Lebaran," katanya dengan tawa.

Sumiyati mengaku menjadi penjual uang pecahan receh sudah sejak enam tahun silam.

Ia tetap melakukan profesi tersebut meski mengalami penurunan omset.

Keuntungan yang diterima memang tidak seberapa, dari pecahan uang receh ia menjual dengan harga lebih sebesar Rp 15.000,00 senilai Rp 100.000,00- Rp 200.000,00.

Belum lagi dari hasil penjualannya ia harus menyetor kepada atasannya sebesar 25%.

"Iya mas, dari hasil yang saya dapat juga dipotong lagi sama atasan saya, karena saya tidak sendirian dan berkelompok," ungkapnya.

Sumiyati berharap, kelak nanti ingin istirahat dan menikmati hari tua bersama keluarga yang ia cintai.

"Inginya nanti saya mau udahan, sudah tua juga. Jadinya istirahat saja di rumah dan meluangkan waktu sama keluarga," tuturnya.