Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kebahagiaan Agus, Pengasong Koran yang Mendapat Bingkisan Lebaran dari PKS

"Ada yang kasih Rp100 ribu, ada juga Rp 200 ribu. Kita terima saja, terimakasih."

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kebahagiaan Agus, Pengasong Koran yang Mendapat Bingkisan Lebaran dari PKS
TRIBUNNEWS/FERDINAND WASKITO
Agus, pengasong koran. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agus (45) terlihat duduk di lobi Kantor DPP PKS. Sambil menggenggam tumpukan koran, pria asal Bandung itu mengikuti acara peresmian Posko Mudik PKS yang digelar di halaman kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (3/7/2016).

Agus tak sendiri. Bersama temannya, Joni (90), pria asal Comal, Pemalang, Jawa Tengah, ini menerima bingkisan sembako dari Presiden PKS Sohibul Iman. Sohibul menceritakan Joni merupakan pemulung barang plastik.

Usia renta membuat Joni tidak dapat mengangkat bingkisan sendirian serta sulit berkomunikasi. "Pak Joni tinggal di asrama para pemulung," kata Sohibul.

Agus berprofesi sebagai pengecer koran di perempatan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tak jauh dari kantor DPP PKS.

Tribunnews.com sempat mewawancarai Agus sebelum dia berangkat berjualan koran lagi selepas pemberian bingkisan.

Agus mengaku menjadi pengecer koran di kawasan tersebut sejak tahun 2000.

Ia mengakui penghasilannya menurun tajam akhir-akhir ini.

Berita Rekomendasi

Biasanya, ia mengambil koran 100 ekslempar per hari dari berbagai media cetak untuk dijual di perempatan lampu merah.

"Saya cuma mengasong koran. Kalau habis ya paling bisa bawa pulang gocap (Rp 50 ribu), Om," katanya sambil tersenyum.

Tetapi bila penjualan sedang sepi, terkadang Agus harus nombok atau mengganti uang koran tersebut. Sebab, koran tersebut tak bisa dikembalikan kepada loper koran.

"Kalau saya pengecer, kalau sepi malah bisa nombok Rp200ribu, itu kalau enggak habis. Namanya juga pengecer jalanan," tutur ayah tiga anak itu.

Kadang, Agus menceritakan adanya pengemudi yang tidak membayar korannya.

Saat diberikan koran ternyata lampu lalu linta berganti ke hijau tanda kendaraan harus jalan, pengemudi pun membawa koran tanpa membayar.

"Ya gimana Om. Pas ada yang beli koran, eh mobil belakangnya minta koran juga. Pas saya negelayanin mobil yang belakang, mobil yang depan sudah jalan, belum bayar," tutur Agus.

Namun, Agus mengakui masih ada orang baik yang melintasi jalan tersebut.

Menjelang Lebaran, Agus mengakui ada saja orang yang memberikan uang lebih kepadanya saat membeli koran.

"Ada yang kasih Rp100 ribu, ada juga Rp 200 ribu. Kita terima saja, terimakasih," katanya.

Ia mengatakan uang tersebut digunakannya untuk pulang ke kampung halamannya di Bandung.

Biasanya Agus pulang ketika usai lebaran ketika jalur mudik sudah kembali normal. "Saat sepi jalanan, baru saya pulang ke Bandung, silaturahmi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas