Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

25 Persen Vote Mengejutkan Hasil Polling Tribunnews soal Wacana Mendikbud Full Day School

Sebanyak 25 persen vote hasilnya mengejutkan terkait wacana Mendikbud Muhadjir Effendi soal sekolah full day. Apa itu? Simak ini.

Penulis: Robertus Rimawan
zoom-in 25 Persen Vote Mengejutkan Hasil Polling Tribunnews soal Wacana Mendikbud Full Day School
SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
ILUSTRASI: PAMITAN - Muhadjir Effendi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI meberikan sambutan dalam pertemuan dengan warga Muhammadiyah Malang di UMM Dome Malang, Minggu (7/7/2016). Muhadjir Effendi berpamitan dengan warga Muhammadiyah Malang dan meminta dukungan untuk mengemban tugas negara sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

Petisi bertuliskan 'Tolak Pendidikan "Full Day/Seharian Penuh di Indonesia" dibuat oleh Deddy Mahyarto Kresnoputro.


INSTAGRAM/SOPHIA LATJUBA

Selasa (9/8/2016) pukul 18:52 WIB, dukungan petisi mencapai 27.211 pendukung yang menandatangani petisi online tersebut.

Dengan jumlah itu, kini masih perlu 7.789 untuk mencapai 35.000 orang yang menandatangani petisi ini.

Dalam petisi itu tertulis jelas tujuannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan orang tua murid.

Dalam Petisinya juga terdapat tiga komentar pendukung, yakni dari Afri Saragih, di Bekasi.

Ia menuliskan komentarnya:

"Sekolah full day hanya merampas kemerdekaan anak-anak. Sudah terbukti bertahun-tahun sistem pendidikan yg hanya fokus pada angka, hanya menghasilkan manusia manusia tidak kreatif! Membuat orang dewasa kekanak kanakan! Kembalikan hak hak anak! Keluarga adalah pendidikan yg utama! Kembalikan keceriaan masa anak anak Indonesia! Jangan "penjarakan" anak2 didalam satu gedung bernama SEKOLAH! Karena belajar itu sepanjang masa BUKAN selama disekolah!! Alam raya adalah sekolah yang sebenarnya!"

Berita Rekomendasi

Karina Adistiana, Indonesia juga menyertakan komentarnya di dalam petisi "Tolak Pendidikan "Full Day"/Sehari Penuh di Indonesia".

"Peran orangtua & keluarga sebagai teladan utama dalam pendidikan karakter tidak bisa seenaknya diambil alih oleh sekolah. Pendidikan bermasyarakat juga terancam ketika anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah. Data dan keberagaman di Indonesia perlu menjadi pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan nasional, karena area seorang Mendikbud tidak hanya mencakup 1-2 kecamatan, melainkan seluruh daerah di Indonesia tanpa terkecuali. Sekolah bukan pabrik dan juga bukan penjara!!"

Komentar pendukung lainnya datang dari Astrid Ariani Wijana, Indonesia. Ia mengatakan, "Sekolah full day tidak akan menjamin karakter anak yang lebih baik karena yg membentuk karakter anak bukan hanya sekolah tapi juga interaksi dengan orang tua dan lingkungan sekitar. Pendidikan dasar seharusnya berimbang."

Alasan Mendikbud wacanakan full day school

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas sistem "full day school" untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta. Alasannya agar anak tidak sendiri ketika orangtua mereka masih bekerja.

"Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja," kata Mendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8/2016).

Menurut dia, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai dijemput orangtuanya seusai jam kerja.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas