Curhat PSK Merindukan Kembali ke Kalijodo
Setengah tahun pascapembongkaran, taman di Kalijodo ini pun baru akan dilakukan proses pembangunan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pembangunan RPTRA di kawasan Kalijodo mulai dikerjakan pada Selasa (9/8/2016).
Setengah tahun pascapembongkaran, taman di Kalijodo ini pun baru akan dilakukan proses pembangunan.
Devi (42) warga sekitar Kalijodo yang rumahnya tak ikut dibongkar mengungkapkan banyak para pekerja seks komersial (PSK) yang rindu dengan kawasan ini.
Sebelum dilakukan pembongkaran, Kalijodo memang populer dengan tempat hiburan malam serta praktek prostitusi.
Setelah dibongkar, kupu - kupu malam Kalijodo ini bertebaran ke daerah lain.
Mereka turun ke jalan demi mempertahankan hidup dan melanjutkan profesinya sebagai penjaja seks.
"Banyak para cewek - cewek (PSK) yang dulu kerja di Kalijodo pada bilang kangen kumpul di sini lagi," ujar Devi sebagai tukang kopi dan membuka warung nasi di kawasan Kalijodo saat ditemui Warta Kota pada Selasa (9/8/2016).
Devi menuturkan dirinya punya hubungan dekat dengan para PSK tersebut.
Kerap kali PSK itu mencurahkan perasaannya melalui Devi lewat sambungan telepon.
"Cewek - cewek itu kebanyakan pendatang, kasihan juga. Mereka mau kumpul lagi di sini sekadar ketemu dan ngobrol - ngobrol aja, tapi malu," ucapnya.
Devi mengatakan para PSK tersebut menyebar ke penjuru jalanan di Ibu Kota.
Ada yang mangkal di Jalan Daan Mogot, Jembatan Genit, Tanjung Priuk, bahkan hingga ke Dadap.
Devi mena,bahkan, berdasarkan cerita yang diterimanya, pendapatan para PSK tersebut menurun drastis pascapembongkaran Kalijodo.
Mereka saat ini hidup pas - pas dengan penghasilan yang ada.
"Kalau di Kalijodo kan banyak pengunjung, kalau di jalan kan dikit dan susah cari pelanggannya. Paling cuma yang kenal aja," ungkap Devi.
Para PSK pun banyak yang mendulang untung di kawasan Kalijodo sebelum dibongkar itu.
Begitu pun dengan Devi, yang warungnya selalu ramai pembeli.
"Saya sih berharap taman di Kalijodo cepat jadi. Biar ramai lagi banyak yang datang. Biar dagangnya enak enggak sepi kaya gini," paparnya.
Dalam sehari saja Devi hanya memegang uang Rp 200.000 hasil dagang kopi dan warung nasinya itu.
Berbeda dengan tempo lalu sebelum Kalijodo dibongkar, ia kerap kali memegang Rp. 600.000 hasil keuntungan dagangnya itu.
"Kalau sudah jadi taman, saya mau dagang di situ. Enggak apa - apa bayar juga," ucapnya. (Andika Panduwinata)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.