Gaya Kurir Kartu Kredit Palsu Asal Malaysia, Masih Muda Seperti Pebisnis Sukses
Tugasnya bertransaksi menggunakan kartu kredit palsu. Membeli barang bermerek dan mewah di luar Malaysia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Usianya baru 18 tahun, tidak kuliah, tetapi bisa pergi ke luar negeri. Dia bekerja seperti pebisnis muda.
Begitulah kehidupan Wong Chin Yung (18), beberapa bulan belakangan. Dia adalah kurir kartu kredit palsu yang bekerja untuk sindikat Malaysia.
Tugasnya bertransaksi menggunakan kartu kredit palsu. Membeli barang bermerek dan mewah di luar Malaysia.
Kasubdit Fismondev Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Teguh Wibowo, mengatakan, sepanjang bulan Juli 2016 sampai awal Agustus 2016 ini, Wong sudah berkelana ke 4 negara.
Antara lain Kamboja, Jepang, Thailand, dan Indonesia. Di Jepang Wong membeli berbagai tas mewah.
Terakhir aksi Wong terhenti di Jakarta. Dia tiba di Jakarta pada Minggu (7/8) dan langsung bertransaksi disebuah gerai tour and travel di Jakarta Pusat.
Sebanyak Rp 111 juta dihabiskan untuk membeli paket tour. Tapi dia kemudian diringkus oleh Subdit Fismondev Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Teguh mengatakan, Wong memiliki gaji cukup baik. Setiap perjalanannya bertransaksi menggunakan kartu kredit palsu di luar negeri, dia mendapat upah 600 ringgit sampai 1.000 ringgit. Antara Rp 2,1 juta sampai Rp 3,5 juta.
Cara kerja sindikat kartu kredit palsu ini adalah dengan memanfaatkan data nasabah asli. Lalu kemudian data itu dipindah ke kartu kredit palsu. Baru kemudian digunakan untuk bertransaksi. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)