Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Oknum Polisi dan Siswa SMA Nekat Bobol ATM

Anggota Kepolisian Sektor Pebayuran terlibat baku tembak dengan kawanan perampok saat membobol mesin anjungan tunai mandiri

Editor: Sanusi
zoom-in Oknum Polisi dan Siswa SMA Nekat Bobol ATM
Wartakotalive.com/Fitriyandi Al Fajri
Anggota Polsek Pebayuran baku tembak dengan kawanan perampok yang membobol mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank BRI di Kertasari, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu (17/8) dini hari. 

Laporan Wartawan Wartakota, Fitriyandi Al Fajri

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Anggota Kepolisian Sektor Pebayuran terlibat baku tembak dengan kawanan perampok saat membobol mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank BRI di Desa Kertasari RT 01/02, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu (17/8) pukul 02.45.

Satu dari dua pelaku akhirnya tewas saat mobil yang ditumpanginya menabrak sebuah pohon dan rumah toko di wilayah setempat. Sedangkan satu pelaku lainnya, berhasil diamankan polisi.

Pelaku yang tewas diketahui seorang pelajar kelas II SMA di salah satu sekolah di Kabupaten Bekasi. Sedangkan pelaku yang diamankan adalah oknum polisi berpangkat Bripda yang bertugas di Satuan Shabara Polda Metro Jaya.

"Pelaku yang tewas berinisial MKL (16), sedangkan yang ditangkap berinisial VS (22)," kata Kapolsek Pebayuran, Ajun Komisaris Siswo pada Rabu (17/8).

Siswo mengatakan, aksi perampokan ini terungkap saat anggota mendapat telepon dari petugas keamanan ATM bernama Rudi. Saat itu, Rudi melapor ada dua pria dengan gelagat yang mencurigakan di lokasi. Mereka datang ke lokasi menggunakan mobil Daihatsu Ayla B 1935 PAC.

Berbekal laporan itu petugas yang dipimpin Kapolsek Pebayuran langsung terjun ke lokasi. Setibanya di sana, petugas mendapati seorang pelaku tengah bersiaga di ruang samping kemudi mobil yang diparkir di dekat ATM. Sedangkan satu pelaku lainnya, sedang membobol mesin ATM dengan mesin las.

Berita Rekomendasi

Meski aksinya terpergok, lanjut Siswo, pelaku MKL justru melarikan diri. Padahal petugas telah melepas tembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali. Takut terkena tembakan petugas, MKL yang membawa senjata air softgun lalu membalas tembakan petugas. Untungnya petugas di lokasi mampu mengelak tembakan yang dilepas pelaku.

"Pelaku MKL lalu berlari ke arah mobil dan mengambil posisi kemudi. Petugas kemudian menembak ke arah kaca depan mobil dan samping kanan, namun pelaku tetap melarikan diri," jelas Siswo.

Tak ingin buruannya kabur, kata Siswo, anggota Unit Reserse Kriminal Polsek Pebayuran kembali mengejar pelaku menggunakan satu unit mobil. Anggota dan pelaku akhirnya kejar-kejaran hingga sejauh 1 km dari lokasi kejadian. "Karena panik, akhirnya mobil yang dikendarai pelaku menabrak pohon dan ruko milik warga," kata Siswo.

Kanit Reskrim Polsek Pebayuran, Inspektur Dua Suhadi menambahkan petugas lalu melakukan penyergapan dan menggeledah mobil yang ditumpangi tersangka. Nahas, pelaku MKL tewas di lokasi sedangkan VS mengalami luka robek di bagian kepala dan paha kanan akibat benturan.

"Pelaku tewas karena mengalami luka yang parah di bagian kepala. Oleh petugas, jenazahnya dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur," kata Suhadi.

Suhadi mengatakan, penyidik menyita barang bukti yang dipakai pelaku berupa senjata airshotgun, satu les alat las, pisau dapur, golok dan mobil Daihatsu Ayla B 1935 PAC. Hingga kini, kata dia, pelaku VS masih mendapat perawatan tim medis yang dikawal oleh pihak kepolisian. "Pelaku yang ditangkap belum bisa diinterogasi karena masih penanganan petugas medis," jelas Suhadi.

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), kata Suhadi, para pelaku berusaha menghilangkan jejak. Sebab kamera pengawas (CCTV) yang ada di ruang ATM telah disemprot pilok warna hitam.

"Pas masuk ke ruang ATM, pelaku MKL langsung menyemprot kamera CCTV pakai pilok supaya aksinya tidak terlihat," kata Suhadi. Akibat perbuatannya, pelaku bakal dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan hukuman penjara di atas lima tahun.

Membenarkan

VS (22), salah seorang pelaku yang ditangkap merupakan anggota polisi berpangkat Brigadir Dua di Satuan Shabara Polda Metro Jaya. "Ya betul, VS merupakan anggota kepolisian dan bertugas di Polda Metro Jaya," ujar salah seorang kerabat VS, Darman Hutagalung (59) saat ditemui Warta Kota di rumahnya pada Rabu (17/8) petang.

Darman mengungkapkan, selama ini VS tinggal bersama ibu dan kedua kakaknya di Jalan Kecapi VIII RT 10/15, Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Sedangkan ayah VS, sudah meninggal dunia sejak tiga tahun lalu akibat penyakit diabetes.

Akibat kejadian ini, kata Darman, keluarga merasa terpukul. Sebab selama ini VS dikenal sebagai anak yang baik. Warga perumahan pun heran dengan keterlibatan VS dalam aksi perampokan tersebut. "Saya juga masih bingung, kok dia mau melakukan hal itu (merampok). Padahal anaknya baik dan mukanya polos," kata Darman.

Darman menjelaskan, VS telah menjadi polisi sejak tiga tahun yang lalu. Selepas lulus SMA pada 2011 lalu, VS sempat menganggur karena tak lolos dalam seleksi penerimaan anggota Polri. Setahun kemudian, kata dia, VS mencoba ikut seleksi calon penerimaan anggota Polri. "Tes tahun berikutnya dia lulus dan hingga sekarang statusnya sebagai polisi," jelas Darman.

Darman mengungkapkan, VS merupakan teman bermain MKL. Adapun MKL merupakan anak yang sederhana dan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. "MKL selama ini tinggal di sebuah yayasan yatim piatu dekat rumah. Sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu di rumah salah satu warga sini," kata Darman.

Senada diungkapkan oleh Tohir (58), tetangga depan rumah VS. Tohir mengaku tak percaya dengan perbuatan VS, karena selama ini dia dikenal baik. "Anaknya santun dan suka menolong tetangga. Jiwa sosialnya sangat tinggi," kata Tohir.

Tohir merasa heran dengan perbuatan VS, karena perekonomian keluarga VS cukup mapan. Meski ayahnya telah meninggal dunia, namun sang ibu merupakan pegawai sebuah bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kedua kakaknya juga bekerja kok. Bila dilihat dari latarbelakang ekonomi, sangat tidak mungkin dia mau melakukan hal itu karena nggak punya uang," ujar Tohir.

Kapolresta Bekasi, Komi­saris Besar M. Awal Chairudin, belum bisa menjelaskan detail soal identitas VS sebagai anggota Polri Menurut dia, penyidik masih mendalami peristiwa tersebut.

"Yang pasti ada peristiwa akan merampok ATM BRI, lain-lainnya masih didalami agar semua menjadi jelas dan terang," ujar Awal melalui pesan singkatnya. (faf)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas