Budi Arie Setiadi Ungkap 'Barter Politik' Jelang Penentuan Cagub dan Cawagub DKI
Projo mensinyalir adanya upaya barter politik dalam pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur jelang pemilihan kepala daerah DKI 2017.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Semakin tingginya dinamika politik jelang tenggat waktu pendaftaran Pilkada DKI Jakarta tahun depan, berbagai manuver terus dilakukan berbagai pihak.
Budi Arie Setiadi, Ketua Umum Projo mensinyalir adanya upaya barter politik dalam pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur jelang pemilihan kepala daerah DKI 2017.
"Hentikan barter politik dalam Pilkada DKI Jakarta. Sejarah membuktikan, energi rakyat pasti akan menjebol berbagai sekat kepentingan, baik itu pribadi maupun kelompok," ujar Budi Arie Setiadi, Senin (22/8/2016).
Tanpa menyebut siapa tokoh yang dibarter, Budi Arie mengatakan pemilih Jakarta kritis, rasional dan cerdas.
"Dalam pemilihan Pilkada langsung, satu orang satu suara. Suara rakyat , pedagang kecil sama dengan seorang pengusaha besar. Seorang yang tinggal di kampung kumuh Jakarta sama dengan yang tinggal di rumah mewah," kata Budi Arie.
"Karena itu,percuma merancang kesepakatan-kesepakatan tertentu. Toh, rakyat juga nanti yang berkuasa menentukan siapa yang pantas memimpin Jakarta," tambahnya.
Ia menegaskan, barter politik hanya akan mencederai proses demokrasi. Sekaligus menghancurkan kepercayaan rakyat terhadap partai politik dan figur yang terlibat barter politik.
Sejarah membuktikkan, ungkap Budi Arie, komposisi suara partai tidak berbanding lurus dengan pilihan figur.
"Lihat saja Pilkada DKI 2012 saat Jokowi yang hanya di usung dua partai mampu menumbangkan petahana. Begitu pula saat Pilpres 2014, Jokowi dipilih rakyat sekalipun partai pengusungnya hanya mengusai 36 % parlemen," tuturnya.
"Saatnya kita kembalikan semuanya kepada hati dan perasaan rakyat. Biarkan warga Jakarta memperoleh kesempatan memilih calon pemimpin yg berkualitas," tegas Budi Arie lagi.
Harapannya, berikanlah kegembiraan kepada pemilih untuk mendukung pemimpin yang menjadi tumpuan harapan masyarakat. Dan berilah pemilih calon alternatif.
"Jangan yang itu-itu saja. Pemimpin yang berasal dari " kongkalikong pasti tumbang. Pemimpin yang mengkianati rakyat pasti akan di digilas waktu," katanya yakin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.