Ahok: Dulu Kita Tidak Punya Wilayah, Tapi Rakyat Percaya Bung Karno
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memperingati rapat umum Ikada yang terjadi pada 19 September 1945.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memperingati rapat umum Ikada yang terjadi pada 19 September 1945.
Dilangsungkan upacara di Lapangan IRTI Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2016). Upacara diikuti seribuan Pegawai Negeri Sipil.
Ahok yang mengenakan seragam korpri biru mengatakan, harus ada tokoh sentral yang tegas, jujur, berani, bersih, dan tidak korupsi.
Pemimpin yang memiliki karakteristik itu, bisa menumbuhkan benih kepercayaan kepada warganya. Karakter itu, ucap Ahok, dimiliki oleh Presiden Pertama Indonesia Soekarno.
"Dulu kita hampir tidak punya wilayah juga, makanan belum jelas, senjata belum dikuasai, tapi rakyat percaya kepada Bung Karno," ujar Ahok saat berpidato.
"Harus ada seorang tokoh sentral yang tegas, jujur, berani, bersih, tidak korupsi, bukan cuma retorika (misalnya) ngomong dengan santun agamis tetapi munafik menghancurkan negara ini," ucapnya.
Rapat di Lapangan Ikada (nama kawasan sebelah pojok timur Monas kala itu) bermakna bahwa Indonesia saat itu masih punya kepercayaan kepada pemimpinnya, yakni Soekarno. Kepercayaan inilah yang memang dibutuhkan bangsa.
"Kepercayaan ini adalah unsur yang membuat negara ini maju," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
Ahok bersyukur pada konteks kekinian, rakyat juga masih percaya kepada pemimpinnya sendiri yakni Presiden Jokowi. Kepercayaan, menurut Ahok yang mengutip filsuf Tiongkok Lao Tzu, adalah unsur terpenting dalam berbangsa. Unsur lainnya bisa dibuang kecuali unsur kepercayaan.
"Filsuf kuno Tiongkok mengatakan ada lima syarat negara maju, yakni unsur pertahanan, wilayah, makanan, rakyat, dan kepercayaan," tutup Ahok.