Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jessica Kumala Wongso mengaku tak dapat mengingat secara jelas mengenai apa yang terjadi di meja nomor 54 Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016).

Dia tiba di Kafe Olivier serta bertemu resepsionis bernama Cindy.

Kepada resepsionis, dia reservasi tempat untuk pukul 16.00 WIB.

Dia meninggalkan nama dan nomor handphone.

Dia memesan es Kopi Vietnam dan dua koktail, fashion, dan sezera.

Paper bag itu berisi sabun cuci tangan yang dibeli di toko Bath and Body Works.

Ini merupakan oleh-oleh untuk tiga temannya, yaitu Mirna, Hani, dan Vera.

Dia ke toko itu setelah sempat memesan tempat di Kafe Olivier.

Dia hanya mengingat saat tiba di meja 54 langsung duduk.

Dia membawa tas dan tiga paper bag.

Pada saat itu, dia tak terlalu fokus jadi ketika ditanya minyampan tas dan paper bag dimana dirinya tidak ingat.

"Kalau ditanya detail saya tak ingat," ujar Jessica dalam sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2016).

"Yang pasti warna susu putih, kayak susu indomilk. Dan yang ada di atas meja, ada gelas transparan, cangkir dan teko serta sedotan seingat saya ada di sebelah kanan saya,"  katanya.

Dia mengaku minum koktail setelah minuman itu disajikan di atas meja oleh karyawan.

Lalu, dia sempat memindahkan paper bag karena dianggap menggangu.

"Saya tidak ingat kapan waktu saya pindahkan secara pasti," kata dia.

Kemudian, Ardito Muwardi, seorang Jaksa Penuntut Umum (JPU) menanyakan mengapa keterangan terdakwa berbeda dengan di Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Menurut Jessica, saat dimintai keterangan aparat kepolisian, dia berada dalam kondisi tertekan.

Namun, saat ini dia dapat lebih tenang.

"Kondisi saya saat itu tertekan seolah–olah di hadapan polisi saya harus jawab semua pertanyaan. Sekarang saya lebih rileks," tuturnya.