Survei LSI Dipertanyakan
Ikrar Nusa Bhakti, mempertanyakan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat poitik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, mempertanyakan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Dia menilai, hasil survei tersebut dipublikasi lantaran LSI sebagai konsultan politik salah satu calon dan juga mencari pasar.
"Survei LSI Denny JA dilakukan sebagai konsultan politik salah satu calon. Survei apa adanya atau cari pasar untuk salah satu pasang Anies-Sandiaga atau Agus- Sylviana Murni," kata Ikrar lewat pesan singkat di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Ikrar juga mempertanyakan, apa yang disebut sebagai simulasi dalam survei itu hanya penjumlahan dari perolehan Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono.
"Sulit menguji apakah benar pendukung Agus sepenuhnya akan bermigrasi ke Anies, atau sebaliknya, di putaran kedua," katanya.
Asumsi migrasi dukungan didasarkan pada sentimen keengganan pemilih Islam memilih Ahok, yang menurut LSI mencapai 40 persen.
Asumsi tersebut sulit diterima mengingat berdasarkan sebaran dukungan, dukungan Ahok dari pemilih Muslim justru lebih besar (27,7 persen), Anies (22,8 persen) dan Agus (20,6 persen).
Disebutkan, angka elektabilitas Ahok pada survei Oktober turun ke 31,4 persen. Angka ini sama dengan simulasi tiga pasangan di mana pasangan Ahok-Djarot juga memperoleh suara 31m4 persen.
Angka ini ganjil karena berarti Djarot tidak memberikan andil suara.
Lebih lanjut, Ikrar juga menyayangkan isu SARA menyertai hasil survei itu. Padahal selama ini Denny JA dikenal sebagai tokoh yang sangat menentang isu SARA.
"Jadi ini survei independen atau dibayar untuk pengaruhi opini? Sebab kalau ini terus menerus dibiarkan akan jadi kebenaran," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.