Tim Ahok-Djarot: Pilkada DKI Bukan Ajang Mencari Imam Salat yang Harus Bisa Ngaji
Guntur juga berharap agar Pilkada DKI Jakarta tidak disamakan dengan Pilkada di Aceh.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guntur Romli, Tim Pemenangan Bakal Calon Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat, mengatakan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta adalah pemilihan umum untuk memilih gubernur dan wakil gubernur yang bisa bekerja.
Guntur menyindir Pilgub DKI bukanlah seperti ajang memilih menantu yang harus menimang mengenai bobot bibit dan bebet.
Menurut Guntur, itu penting untuk dipahami untuk menghadirkan Pilkada yang sejuk dan damai di Jakarta dan jauh dari konflik.
"Kita kan memilih gubernur yang bisa bekerja bukan mencari mantu yang membahas bibit bobot bebet. Bukan mencari imam salat yang harus bisa ngaji dan sebagainya," kata Guntur di Cikini, Jakarta, Sabtu (8/10/2016).
Guntur juga berharap agar Pilkada DKI Jakarta tidak disamakan dengan Pilkada di Aceh.
Menurut Guntur, adalah wajar di Aceh jika ada aturan mengenai agama karena Aceh adalah daerah istimewa yang memiliki hukum sendiri (Qanun).
"Kalau dia (Aceh) berbeda soal agama, itu karena ada keistimewaan, ada kekhasan sendiri. Tapi dalam pilkada Jakarta kita mencari gubernur yang benar-benar bisa bekerja," ungkap Guntur.
Sekadar informasi, tensi Pilkada DKI Jakarta mulai memanas.
Itu disebabkan karena petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok dianggap menghina salah satu agama.
Basuki sendiri membantah tuduhan tersebut dan mengatakan video dirinya saat berbicara dengan masyarakat Kepulauan Seribu sudah disulih (edit) sehingga mengaburkan makna yang sesungguhnya.