Sejumlah Objek Vital Dijaga Aparat
Pantauan Tribunnews, lebih dari 20 motor trail berjejer di depan Kedutaan Besar Amerika
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang aksi unjukrasa yang akan dilakukan Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) yang terdiri dari Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Umat Islam (FUI) di depan Balaikota DKI, Sejumlah objek vital dijaga aparat keamanan, Jumat (14/10/2016),
Pantauan Tribunnews, lebih dari 20 motor trail berjejer di depan Kedutaan Besar Amerika, begitu juga di kantor wakil presiden, dan di depan Lemhanas yang bersebelahan dengan tempat berkantornya Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tersebut.
Selain itu terdapat juga empat kendaraan taktis kepolisian yakni dua water canon dan dua Baracuda di depan Balaikota yang menjadi tempat utama aksi unjuk rasa.
Di dalam Balaikota Jakarta sendiri sejumlah aparat kepolisan dan TNI berjaga.
Mereka tampak berkumpul di depan pagar Balaikota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan dan DPRD DKI, jalan Kebon Sirih.
Polda Metro Jaya menerjukan 28 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 2800 personel untuk mengawal aksi unjukrasa tersebut.
"Sewaktu-waktu bisa ditambah sesuai kekuatan masa, apabila (unjukrasa) terjadi di luar dugaan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, Kamis (13/10/2016).
Menurut Awi, dalam unjukrasa yang akan dilakukan setelah sholat Jumat tersebut, pengamanan dibantu oleh personel dari Mabes Polri.
Ia beraharap pengunjukrasa menyampaikan tuntutan atau aspirasinya secara damai dengan mematuhi semua aturan yang berlaku, termasuk batas waktu aksi.
"Kalaupun demo (dilakukan) sampai lebih pukul 18.00 Wib, semua bisa dibicarakan. Kalau tidak cukup besok atau lusa bisa dilakukan lagi," kata Awi Setiyono.
Sementara itu mengenai izin unjukrasa sendiri menurut Awi diajukan sejumlah orang dari Gerakan masyarakat Jakarta (GMJ).
Izin unjukrasa terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Estimasi massa yang akan ikut berunjukrasa yakni sebanyak lima ribu orang.
"Tentu nanti akan kita updet karena masa ini dikumpulkan Korlap (kordinator lapangan) darimana saja. Selain itu tersebar di Medsos dan sulit diprediski," katanya.