Ahok Tak Berniat Minta Tambahan Personel Pengamanan Saat Blusukan
Ahok tidak berniat meminta tambahan personel dari aparat keamanan, termasuk menambah jumlah ajudan, saat hendak melakukan blusukan
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut negara tidak boleh takluk dari premanisme.
Ahok menilai, aksi unjuk rasa puluhan massa yang menolak kedatangannya di Jalan Ayub, Sukabumi Utara, Rawa Belong, Jakarta Barat, merupakan aksi premanisme.
Saat dikonfirmasi takut atau tidak melanjutkan blusukan, Ahok berpandangan negara tidak boleh takluk dari premanisme
"Saya kira, negara tidak boleh takluk pada premanisme," ucap Ahok di Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016).
Ahok tidak berniat meminta tambahan personel dari aparat keamanan, termasuk menambah jumlah ajudan, saat hendak melakukan blusukan di sekitar wilayah Jakarta.
"Apa yang mau diamanin. Mau ngamanin gimana? Makanya kita ngalah jalan aja ketemu masyarakat. Ditambah mau ngapain? Mau ngajak berantem gitu?" ucap Ahok.
Sebelumnya, Puluhan massa berlari mengejar Ahok di Jalan Ayub, Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016). Ahok tiba sekitar pukul 16.00.
Ahok turun mobil, kemudian sempat blusukan dan menyapa seorang warga yang berjualan baso, "Ini bikin sendiri ya bu?" kata Ahok.
"Iya Pak, foto dulu Pak, jarang-jarang ke sini," ucap ibu penjual baso.
Setelah menyapa dan bersalaman dengan warga, Ahok yang mengenakan kemeja kotak-kotak merah masuk gang di Jalan Ayub, gang sempit yang lebarnya hanya 2 hingga 3 meter.
Awalnya, warga masih menyambut hangat kedatangan Ahok. Tak berselang lama, segerombolan orang berlari dari kejauhan seraya berteriak, "Mana Ahok?"
Massa sekitar puluhan itu, menolak dan berlari mengejar Ahok, bersama lima ajudan dan beberapa tim suksesnya. Rombongan Ahok berjalan cepat dengan kawalan dari pihak kepolisian
Puluhan warga yang menolak kedatangan Ahok membawa spanduk bertuliskan Ahok penista agama, dia dajal.
"Kita ini semua saudara jangan coba mengorbankan umat Islam pak polisi. Ini kampung orang islam," kata Habib Idrus Al-Ashi di Jalan Ayub.
Lelaki yang menggunakan pakaian berwarna putih dan peci putih ini terlihat tidak terima ketika petugas kepolisian yang mengawal kampanye Ahok menghalang-halangi.
"Kita enggak terima kampung kita di masuk penistra agama. Kita nggak mau cari ribut tolong pak polisi bisa usir Ahok," kata dia.