Tim Sukses Bela Anies Baswedan yang Disebut Gagal Jadi Menteri
Menurut Naufal, sebaiknya Didi sebagai politikus paham jika perombakan kabinet merupakan hak preogatif presiden.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua bidang Media Anies-Sandi, Naufal Firman Yusak, menjawab tudingan tim sukses Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Didi Irawadi yang menyebut calon gubernur DKI nomor urut tiga gagal menjadi menteri.
Sebelumnya Didi menuding, bahwa Anies gagal memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga dicopot Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari jabatan menteri.
"Bagaimana mungkin Mas Anies dipecat karena gagal memimpin Kemendikbud. Sementara berdasarkan penyerapan anggaran, berada di posisi kedua karena mencapai 94 persen," ujar Naufal di Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Baca: Didi Heran Anies Baswedan Tiba-tiba Menyerang Pribadi Agus Yudhoyono
Apalagi, sambung Firman, berdasarkan hasil riset sejumlah lembaga survei terkait kinerja kabinet Jokowi-Jusuf Kalla, Anies juga berada di urutan kedua dengan 42,5 persen.
"Apakah fakta ini menunjukkan Mas Anies gagal saat menjabat Mendikbud? Tentu tidak," katanya.
Baca: Kemarin Anies Bela Ahok, Hari Ini Giliran Sandiaga Puji Sikap Ahok
Menurut Naufal, sebaiknya Didi sebagai politikus paham jika perombakan kabinet merupakan hak preogatif presiden.
Ada unsur politis dalam setiap perombakan kabinet.
"Mungkin yang harus disadari Didi, apalagi sebagai politikus, bahwasanya perombakan kabinet menjadi hak prerogatif presiden. Kedua, tentu ada alasan politis. Untuk lebih jelasnya, kenapa Didi tidak bertanya kepada presiden," tegasnya.
Firman lantas membeberkan beberapa program yang berhasil dilakukan Anies selama 20 bulan menjabat Mendikbud.
Misalnya, Kurikulum 2013 diselaraskan dan diterapkan secara bertahap, ujian nasional (UN) tak lagi dipakai sebagai syarat kelulusan siswa, dan memberlakukan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Lalu, mengukur indeks integritas ujian nasional, menjalankan Kartu Indonesia Pintar (KIP), membangun dan menumbuhkan budi pekerti di sekolah, memberlakukan kebijakan belajar bersama maestro, serta menghilangkan kekerasan di sekolah dengan menerbitkan Permen Dikbud No. 82/2015.
"Jadi, dibanding memberikan informasi sesat yang tak sesuai fakta, lebih baik Didi memberikan kritik-kritik yang membangun dan solutif, agar masyarakat juga tercerahkan," pungkas Naufal.
Sebelumnya Didi menyatakan satu hal yang sangat membedakan antara Anies dan Agus Harmurti Yudhoyono yang paling mencolok adalah bahwa Anies pernah diberhentikan sebagai Mendikbud dengan alasan yang hingga hari ini masih misteri.
"Sehingga timbul spekulasi Anies diduga gagal memimpin Kemendikbud. Sementara AHY terus berprestasi, dan tidak sekalipun tidak pernah dicopot/diberhentikan dalam penugasan. Jadi jelas hal ini saja berbeda," kata Didi.