Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gerakan Belanja di Warung Harus Menjadi Gerakan Sosial

keberadaan warung kecil milik tetangga dulu adalah urat nadi ekonomi rakyat.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Gerakan Belanja di Warung Harus Menjadi Gerakan Sosial
olx.co.id
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya mini market di beberapa daerah di tanah air, berdampak pada matinya pelaku usaha kecil.

Realitas tersebut seperti gurita  mencengkeram ekonomi masyarakat lemah.

Karena itu, diperlukan payung hukum pelaku sektor informal yang semakin melemah.

Pengamat ekonomi Adi Wibowo mengatakan, keberadaan warung kecil milik tetangga dulu adalah urat nadi ekonomi rakyat.

Para tetangga kita yang punya warung pada jaman dulu adalah para pemilik modal kecil, memberikan hutang kebutuhan pokok para tetangganya yang dibayar saat gaji dibayar mingguan.

Mereka adalah penggerak ekonomi rakyat.

"Mereka urat nadi ekonomi kerakyatan karena lahir dari modal kecil rakyat untuk bertahan hidup dari himpitan tuntutan kehidupan yang makin keras,sementara regulasi makin lama makin tidak berpihak pada pemilik modal kecil," kata dia di Jakarta, Sabtu (17/12/2016).

BERITA REKOMENDASI

Dikatakan Adi, hari ini memang kalau menyaksikan kenyataan pahit struktur ekonomi pasar yang timpang khususnya pemilik modal lemah dengan pemodal kuat.

Ketimpangan tersebut, kata dia, dibutuhkan kehadiran pemerintah lewat kebijakan yang meminimalisasi ketimpangan dengan secara proaktif memperbaiki kebijakan dan melakukan pengkondisian regulatif yang memadahi dan memberikan pembekalan manajerial pada usaha-usaha  kecil.

Keberadaan warung tetangga supaya eksis, menurut Adi, harus dibarengi dengan kesadaran membantu dengan berbelanja ke warung mereka.

Langkah itu, adalah sebuah gerakan membangun kesadaran. Membangun kesadaran ekonomi ummat.

Adi optimistis bila kesadaran ini bisa dibangkitkan kekuatan ummat Islam sebagai konsumen bisa 'membunuh' pemilik modal besar yang tidak adil dengan modal mereka yang besar tersebut karena keuntungan mereka bukan untuk bertahan hidup dan membangun ummat, tapi keuntungan mereka untuk makin memperbesar usaha mereka dan mereka ada para kapitalis yang tamak.


"Gerakan belanja di warung tetangga ini memang mestinya kita dukung menjadi gerakan sosial. Persoalan tata kelola warung tetangga yang selama ini ada memang harus menjadi perhatian khusus," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas