Mahasiswi Universitas Djuanda yang Tewas Usai Minum Kopi Itu Dikenal Pandai
Kematian dari seorang mahasiswi di Palangkaraya kembali menggemperkan.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, CIAWI - Bola mata Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Djuanda, Widyasari, berkaca-kaca ketika menuturkan sosok dari mahasiswinya yang tewas usai minum kopi dan makan pizza di Palangkaraya.
Kematian dari seorang mahasiswi di Palangkaraya kembali menggemperkan.
Mahasiswi semester lima Jurusan Pendidikan Gurus Sekolah Dasar, FKIP Universitas Djuanda, Sitroneli, tewas di Coffee Americano, Palangkaraya, Minggu (18/12/2016) malam.
Menurut Widya, hari ini merupakan genap satu bulan Sitroneli pergi.
Pada 22 November lalu, gadis berusia 21 tahun itu berangkat mewakili Universitas Djuanda untuk mengikuti program pertukaran pelajar dengan mahasiswa di Palangkaraya.
"Kami sangat kehilangan dan berduka atas kepergian Sitron, dia siswi yang pandai, nilai akademisnya pun baik, makanya dia bisa ikut pertukaran pelajar di Palangkaraya," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Rasa tak percaya menghantui Widya dan pihak kampus saat menerima kabar bahwa Sitron sudah tiada.
"Kami kaget, awalnya bahkan tidak percaya," tambahnya.
Kejadian itu memang mengejutkan dan sangat mendadak.
Korban datang bersama tiga rekannya untuk makan dan minum di Rollaas Cafe dan Tea yang ada di Jalan Antang Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tiga teman korban tersebut bernama Anisa Yulianis safitri, (20) Nurul Fatma (21) dan Siti Raudah (20) yang juga Mahasiswi PGSD Universitas Djuanda Bogor Jawa Barat.
Korban bersama tiga temannya sekitar pukul 16.30 WIB datang ke Rollaas Cafe di Jalan Antang, Palangkaraya, kemudian memesan minuman dan makanan berupa Coffee
Americano dan pizza.
Setelah selesai makan dan membayar makanan serta minuman tersebut pada pukul 18.15 WIB secara tiba-tiba korban mengeluarkan darah dari hidung dan mulut, kemudian oleh rekannya bersama karyawan kafe korban dibawa ke rumah sakit Muhammadiyah dan meninggal dunia.
Suasana duka juga menyelimuti kampus yang berada di Ciawi, Kabupaten Bogor itu.
Ucapan bela sungkawa tertempel di majalah dinding di pojok kampus.
Tak hanya itu, dosen juga mahasiswa lain beberapa kali mengadakan pengajian untuk mendoakan Sitron.
Menurut Widya, jenazah Sitron langsung disemayamkan di kampung halamannya.
"Usai otopsi almarhumah langsung dipulangkan dan dimakamkan di Bangka belitung tempat dia tinggal, mengenai penyebabnya kita belum mendapat kabar dan informasi lagi," pungkasnya. (*)