Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Jenazah dan 5 Korban Selamat Ditumpuk di Kamar Mandi, Saksi: Pelakunya Biadab

Edi mengaku sempat menghubungi nomor telepon genggam Dodi Triono. Namun, telepon genggam majikannya itu tidak bisa dihubungi

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
zoom-in 6 Jenazah dan 5 Korban Selamat Ditumpuk di Kamar Mandi, Saksi: Pelakunya Biadab
TRIBUNNEWS.COM/ACOZ
rumah mewah (warna putih) milik pengusaha properti Dodi Triono yang baru selesai direnovasi di Jalan Pulomas Timur III komplek Pulomas Residence, Kayuputih, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) petang. Dodi bersama dua putrinya, dua sopir dan teman putrinya tewas terbunuh di kamar mandi rumah keduanya, Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayuputih, Jaktim, pagi harinya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Ini pelakunya biadab bener. Ini keluarga bapak dibunuh dan jenazah ditumpuk jadi satu di tempat sempit. Posisinya yang sudah meninggal sama yang masih hidup ditumpuk jadi satu!"

Begitu ungkapan perasaan Edi Saputra (50), salah seorang karyawan Dodi Triono (59), saat menceritakan apa yang dilihatnya di kamar mandi majikannya, Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayuputih, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) pagi.

Edi menceritakan, dia diberitahukan petugas keamanan Pulomas Residence tentang adanya laporan bahwa pintu rumah majikannya terbuka, isi rumah berantakan dan tak seorangpun berada di dalamnya.

"Jadi, ketahuannya waktu ada temannya Diona (putri pertama Dodi Triono), Sheila itu datang ke rumah mau jemput Diona, mungkin sudah janjian mau jalan bareng. Tapi, karena dia curiga dengan kondisi rumah, dia laporan ke petugas jaga di komplek ini, temannya itu tahu kalau rumah Diona dan ayahnya sebelumnya di Pulomas Residence sini," ujar Edi.

Edi mengaku sempat menghubungi nomor telepon genggam Dodi Triono. Namun, telepon genggam majikannya itu tidak bisa dihubungi atau dalam keadaan mati.

Lantas, Edi bersama beberapa petugas keamanan komplek bergegas menuju rumah Dodi Triono yang hanya berjarak sekitar 100 meter.

Benar saja, Edi dan para petugas keamanan komplek tersebut mendapati rumah Dodi Triono dalam keadaan pintu sudah terbuka dan beberapa barang berserakan di ruang tengah. Tak lama kemudian, mereka mendengar rintihan tangis dan suara minta tolong dari kamar mandi.

Berita Rekomendasi

"Saya hafal suaranya, itu suara minta tolong pembantu rumah bapak sama dari suara anaknya bapak yang tuna rungu dan tunawicara, Zanette," ujarnya.

Edi bersama beberapa petugas kebersihan dan keamanan komplek berusaha membuka gagang pintu kamar mandi. Namun, rupanya rumah kunci dan dinding pintu terlalu tebal dan sulit dibuka.

Lantas, mereka menggunakan linggis dan beberapa alat untuk mencongkel kunci rumah dan mendobrak pintu kamar mandi tersebut.

Edi mengaku lemas sesaat pintu kamar mandi berhasil didobrak. Ia melihat ada 11 orang yang sebagian besar dikenalnya dalam posisi tertumpuk di dalam kamar mandi seluas 1,5x1,5 meter persegi itu.

Ia pun menangis mengetahui majikan dan dua putri majikannya tak bergerak dengan beberapa dengan luka tusukan dan sabetan senjata tajam di tubuh.

"Saya kaget, saya nangis lihatnya. Saya masih enggak percaya dengan apa yang saya lihat tadi," ucap Edi.

Edi pun makin terkejut karena dari ada dua temannya selaku sopir pribadi di tumpukan 11 orang itu juga ditemukan sudah tidak bernyawa.

"Yang satu sopir itu pengantin baru, baru sekitar sebulan lalu menikah. Enggak berkeprimanusiaan ini pelakunya," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas