Diduga Ada Dendam di Balik Kasus Penyekapan Berujung Tewasnya 6 Korban
Erlinda, menduga ada dendam yang melatarbelakangi kasus pembunuhan Dodi Triono dan keluarganya di Pulomas, Jakarta Timur.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, menduga ada dendam yang melatarbelakangi kasus pembunuhan Dodi Triono dan keluarganya di Pulomas, Jakarta Timur.
"Ternyata, dendam menimbulkan malapetaka dan lagi-lagi anak yang jadi korbannya," kata Erlinda di kepada wartawan.
Meski menyinggung soal dendam, Erlinda tak mau menjelaskan secara detail kata-katanya. Dia juga tak bercerita lebih banyak karena kasus ini tengah ditangani pihak kepolisian.
"Di balik kejadian ini, tersimpan suatu cerita yang sangat luar biasa. Namun, dengan segala hormat, saya tidak bisa menceritakan itu. KPAI mengapresiasi kinerja Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Timur yang berhasil menyelamatkan lima dari 11 korban," tutur Erlinda.
Erlinda menyampaikan hal itu setelah menjenguk korban selamat di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Selasa malam.
Erlinda menjelaskan, KPAI selaku mitra polisi bertugas mendampingi anak-anak yang menjadi korban peristiwa ini.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, kelima korban yang selamat dari penyekapan di Pulomas akan menerima trauma healing atau pemulihan trauma.
"Harapan korban cepat pulih seperti sedia kala sehingga bisa memberikan keterangan kepada penyidik," kata Argo di Markas Polda Metro Jaya, Selasa (27/12/2016).
Argo menyebut, hingga Selasa petang, kondisi mental para korban belum normal. Saat ditemukan pun, mereka ada yang menangis dan ada yang terdiam lesu.
Kelima korban selamat adalah putri pemilik rumah, Zanette Kalila (13), dan tiga karyawan pemilik rumah, Emi (41), Fitriani (23), dan Windy (23).
Argo juga mengatakan, belum ada bukti peristiwa berdarah di Pulomas itu adalah perampokan. Menurutnya, tidak ada barang berharga milik korban yang hilang.
Karena itu, polisi menduga peristiwa mengenaskan di Pulomas adalah peristiwa pembunuhan.
"Masih diduga pembunuhan, bukan perampokan karena tak ada barang yang hilang," katanya.
Dodi Triono merupakan salah satu korban tewas dalam penyekapan terhadap 11 orang di kamar mandi berukuran sekitar 1,5x1,5 meter.
Korban tewas lainnya adalah dua putri Dodi, remaja putri tamu keluarga Dodi, serta dua pengemudi keluarga Dodi. Sedangkan lima orang lainnya selamat.
Sebelas orang tersebut disekap di kamar mandi di dalam rumah Dodi di Jalan Pulomas Utara No 7A, Kelurahan Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur.
Mereka disekap sejak Senin (26/12/2016) sore, dan ditemukan pada Selasa (27/12/2016) pagi.
Saat ditemukan, kondisi mereka sangat mengenaskan. Korban tewas dan korban yang masih hidup saling tumpang tindih.
Dodi merupakan arsitek yang juga memiliki bisnis di bidang konstruksi dan properti. Dia juga dikenal sebagai kolektor mobil sport kelas atas.
Edi Saputra (50), karyawan Dodi Triono mengakui, bosnya pernah menjadi kolektor mobil-mobil super kencang seperti Ferrari, Lamborghini, dan BMW sport.
"Sekarang mobil-mobil sport-nya sudah dijual. Mobilnya tinggal empat di antaranya Vellfire, BMW sport, Honda Brio seri sport. Bapak biasanya pakai Honda Jazz yang abu-abu, yang ada di depan rumah tempat kejadian," paparnya.
Dodi juga memiliki rumah lain di wilayah Pulomas, persisnya di kompleks Pulomas Residence.
Dodi dan keluarganya sempat menempati rumah itu. Dia kemudian pindah ke rumah di Jalan Pulomas Utara karena rumah di Pulomas Residence direnovasi.
"Rumah di Pulomas Residence dibeli dan ditinggali sejak 5 tahun lalu. Baru dua tahunan ini bapak dan anak-anak pindah ke rumah yang jadi lokasi kejadian itu," ujar Edi saat ditemui Tribunnews.com di rumah Dodi di kompleks Pulomas Residence. Kedua rumah Dodi itu berjarak sekitar 100 meter.
Pantauan Tribun, rumah Dodi di kompleks Pulomas Residence terlihat megah. Rumah itu memiliki balkon di lantai dua dan kolam renang kecil di bagian belakang rumah.
"Rumah yang jadi lokasi kejadian juga ada kolamnya di bagian bawah tak jauh dari ruang tengah. Di rumah itu kolamnya lebih besar dibandingkan kolam renang di dalam rumah ini," jelasnya.
Edi yang sudah lima tahun bekerja untuk keluarga Dodi mengatakan, bosnya juga mempunyai sebuah rumah besar di kawasan Grogol, Jakarta Barat.
"Sebelum menempati rumah di Pulomas Residence, bapak tinggal di rumah yang di Grogol," tuturnya. (coz/val/kps)