Netizen Menduga-duga Motif Pembunuhan Sadis di Pulomas, Ini Penuturan Mereka
Dugaan-dugaan tersebut mengalir deras dari netizen saat mengomentari berita pembunuhan sadis tersebut di Pulomas.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Motif pembunuhan sadis satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (28/12/2016), hingga kini masih menjadi misteri.
Selain memburu pelaku, sejumlah pihak yang ikut menangani kasus tersebut juga menduga bahwa motif pelaku bukanlah perampokan.
Sejumlah netizen pun turut bertanya-tanya bahkan menduga tentang motif pelaku membunuh dan menyekap sejumlah hingga meregang nyawa.
Dugaan-dugaan tersebut mengalir deras dari netizen saat mengomentari berita TRIBUNNEWS.com berjudul 'Korban Pembunuhan Sadis Pulomas Ini Fakta-fakta Mengejutkan Dodi Triono'.
Salah satunya pengguna jejaring sosial Facebook dengan nama Didik Royal.
Menurut dia, motifnya sudah pasti pembunuhan karena tak ada barang yang hilang dan pelakunya ada dua kemungkinan: 1 orang bayaran dan dua orang yang dikenal.
"Motif pembunuhan bsa jd krn dendam, sakit hati / ingin mndapatkan keuntungan dr kmatian korban. Periksa saksi yg hidup, telurusi alat komunikasi, cek cctv krn perum elit pst ad cctv nya. Periksa orang dekat korban keluarga/ rekan kerja korban. Dalam waktu 1 minggu psti terungkap siapa pelakunya. Good luck pak polisi," tulis Didik.
Ada pula netizen bernama Shinta Ardibrata yang mensinyalir motif pembunuhan berkaitan dengan tender renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dimenangkan oleh Dodi Triono, korban pembunuhan sekaligus kepala keluarga di Pulomas.
"Jangan2 pembunuh bayaran melihat dia itu kenal dng orang2 penting,atau ada hubungannya dng dia menang tender siapa tau lohh.." tulis Shinta.
Pendapat serupa terkait tender juga dilayangkan oleh netizen bernama Zubed Milan.
"Selidiki perusahaan saingan tender stadion GBK. Siapa tau dia sakit hati karena kalah tender," tulis Zubed.
Namun, ada pula netizen bernama Tio Altaria yang mengatakan bahwa motif pembunuhan sekeluarga tersebut adalah perselingkuhan.
"motifnya adalah perselingkuhan," tulis Tio.
Ada pula netizen bernama Jonni Sahputra yang saking kesalnya, menyebut otak pelaku adalah manusia namun jiwanya dikuasai iblis.
"Pelaku pasti manusia, tapi fisiknya saja. Jiwanya hitam, dikuasai penuh oleh iblis, maka sanggup berbuat durjana hingga tdk ada belas kasih bahkan buat anak perempuan kecil sekalipun. Ya Allah, ampunilah dosa2 para korban, tempatkan mereka dlm damai surgaMu," tulis Jonni.
Fakta mengejutkan tentang Dodi
Menelusuri jejak Dodi Triono (59) didapati beberapa fakta yang mengejutkan, Selasa (27/12/2016).
Pembunuhan yang diduga dilakukan kawanan perampok di Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (28/12/2016) dini hari dinilai tindakan keji.
Banyak yang tak habis pikir dengan kekejaman yang dilakukan oleh pelaku.
Komplotan sengaja menumpuk 11 orang di dalam sebuah kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.
Enam orang tewas sementara lima orang selamat.
Dari enam orang tersebut satu di antaranya Dodi Triono kepla keluarga.
Setelah ditelusuri Dodi bukan hanya seorang yang berlimpahan harta namun ia juga kenal dekat dengan petinggi negeri, seorang yang supel dan ketua RT yang ramah dengan warganya.
Berikut fakta-fakta mengejutkan Dodi Triono.
Dinilai miliki kedekatan dengan Presiden Jokowi
Dodi Triono (59), pernah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo.
Dodi bertemu saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Pak Jokowi baru jadi gubernur satu bulan saja langsung makan malam sama Pak Dodi sama saya bareng," ujar Gani, Ketua RW 16, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, di Jalan Pulomas Utara.
Menurut Gani, Jokowi diundang makan malam oleh Dodi saat baru menjabat selama satu bulan menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Ia menyebut, pertemuan itu juga dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Timur.
"Dia (Dodi) dapat ucapan dari Jokowi. Diundang makan itu dulu sama Pak Dodi. Berarti punya kedekatan kan ya," ucap dia.
Gani menyampaikan, Dodi merupakan Ketua RT 14 di RW 16.
Pemenang tender SUGBK
Almarhum yang juga Ketua RT 12 RW 16, Kelurahan Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, ini diketahui merupakan pemenang tender renovasi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Dewi, adik ipar Dodi, mengungkap identitas Dodi yang merupakan seorang arsitek.
"Pemimpin proyek di (SUGBK,-red) Senayan, tetapi izin belum keluar. Tender sudah dimenangkan dia (Dodi,-red)," ujar Dewi, Selasa (27/12/2016), di Rumah Sakit (RS) Kartika Pulomas, Jakarta Timur.
Lokasi pembunuhan di rumah kedua Dodi
Dodi diketahui memiliki dua rumah di kawasan Pulomas.
Rumah tempat terjadinya pembunuhan tersebut merupakan rumah kedua milik Dodi. Hal ini dibenarkan oleh ketua RW 16, bernama Gani.
"Dia itu (Dodi) Ketua RT 12 RW 16. Dia ketua RT saya," ujar Gani di lokasi.
Gani mengatakan, rumah Dodi di RT 12 RW 16 saat ini sedang tahap renovasi. Untuk itu, ia menempati rumah keduanya di RT 01 RW 16 tempat di mana Dodi bersama 10 orang lainnya ditemukan disekap di kamar mandi.
"Pak Dodi ini arsitek. Rumahnya awalnya di Pulomas Residence, cuma lagi direnovasi, masih 80 persen," ucap dia.
Dodi kolektor mobil mewah
Gani menyebut, Dodi merupakan orang kaya di lokasi tempat tinggalnya. Sebab, Dodi diketahui hobi mengoleksi mobil mewah.
"Dia ini Ketua RT paling kaya se-Jakarta Timur. Dia punya mobil lamborghini tiga," kata Gani.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Iyem (60). Dia merupakan tetangga sebelah kanan rumah Dodi.
"Dia (Dodi) senang mobil mewah sport. Semua jenis mobil sempat punya," ujarnya.
Meski tetangga sebelah rumah, Iyem mengaku tak mengenal dekat Dodi. Menurut dia, setiap ketemu Dodi, dirinya hanya sekedar bertegur sapa saja.
"Namanya kawasan komplek tetangga enggak terlalu saling mengenal," ucapnya.
Sementara itu, Ella (39) warga RT 12 RW 16, mengaku Dodi merupakan ketua RT yang aktif. Ia pun terkenal orang yang mudah bergaul.
"Aktif di (kegiatan) RT. Kalau ada 17 Agustus-an dan pengajian dia aktif. Orangnya enggak tertutup, baik dan supel," kata Ella.
Polisi belum bisa menyimpulkan
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan di lokasi, Selasa (27/12/2016) belum bisa memastikan apakah kasus tersebut murni pembunuhan atau disertai dengan perampokan. Sebab, saat ini polisi masih melakukan olah TKP untuk mengungkap kasus ini.
"Kami belum bisa menyimpulkan," ucap dia.
Polisi belum menemukan ada barang berharga milik korban yang hilang.
Dari pendataan sementara, mereka yang meninggal ialah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), dan Fitriani serta Windy, yang merupakan pembantu rumah tangga.