Pembunuh Dodi Triono Terkecoh Hanya Ambil Power Supply CCTV, Rekamannya Kini Ada di Polisi
Kapolsek Pulogadung, Kompol Andi B Rahman menegaskan pembunuh Dodi tidak sempat mengambil decoder closed circuit television (CCTV).
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku penyekapan 11 orang di Pulomas Utara no 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur kemarin, diduga telah mengambil satu unit Power Supply CCTV dari rumah Dodi Triono.
Kapolsek Pulogadung, Kompol Andi B Rahman menegaskan pembunuh Dodi tidak sempat mengambil decoder closed circuit television (CCTV).
"Pelaku sempat mengambil power supply," kata Andi di lokasi kejadian, Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Menurutnya, saat ini decoder CCTV tersebut sudah diambil penyidik kepolisian untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ia menduga pelaku sempat terkecoh karena berniat mengambil kaset rekaman CCTV namun yang diambil justru power supply, atau alat untuk menghidupkan kamera pengintai.
Ia juga enggan membeberkan informasi lebih lanjut dari hasil pemeriksaan CCTV.
"Tidak bisa kami sampaikan, saat ini masih dalam lidik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Ir Dodi Triono, dua putrinya dan tiga orang lainnya menjadi korban pembunuhan sadis di rumahnya sendiri di Jl Pulomas Utara no. 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur.
Korban yang berjumlah 11 orang ini disekap di kamar mandi ukuran 1,5 m x 1,5 m selama belasan jam dari Senin sore dan baru diketahui Selasa pagi.
Dodi dikenal sebagai seorang arsitek dan pengusaha properti cukup ternama dan disebut-sebut memenangkan sebuah tender renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Akibat peristiwa tersebut enam orang meninggal, yakni Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), dan Fitriani serta Windy.