Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eni (35), seorang warga sekitar perumahan kediaman almarhum Dodi Triono, mengaku kaget saat mengetahui arsitek sekaligus developer kaya itu tewas bersama dua putrinya, teman sang putri dan dua pekerjanya dalam aksi perampokan berujung pembunuhan.

Ia menjelaskan, sejak ditemukannya enam jenazah serta lima korban selamat lainnya dalam kamar mandi kecil, usai disekap selama belasan jam pada Selasa, 27 Desember 2016 lalu, warga banyak yang penasaran.

"Banyak banget yang penasaran, nggak cuma warga dari sini aja, tapi dari tempat lain juga," ujar Eni, saat ditemui di sekitar kediaman Dodi Triono di Pulo Mas, Jakarta Timur, Sabtu (31/12/2016).

Eni menambahkan, sebagian besar dari warga yang melintas di kawasan tersebut memperlambat laju kendaraannya.

Hal tersebut dilakukan untuk mengabadikan kediaman almarhum Dodi yang menjadi saksi bisu dari aksi keji yang dilakukan oleh Ramlan Butarbutar dan komplotannya.

Warga tersebut, kata Eni, memotret rumah mewah tersebut bahkan berfoto selfie menggunakan latar rumah berdesain minimalis tersebut.

"Mereka biasanya bawa motor, mobil, pas sampai depan rumah Pak Dodi, pelan-pelan terus foto-foto, ada juga yang selfie," katanya.

Sebelumnya, telah terjadi penyekapan berujung pembunuhan terhadap 11 orang di kediaman arsitek Dodi Triono yang juga menjadi korban tewas dalam aksi keji tersebut.

11 orang itu disekap di dalam sebuah kamar mandi berukuran 1,5 m x 1,5 m.

Dari sebelas korban, enam diantaranya dinyatakan tewas, yakni Dodi Triono (59) pemilik rumah, Diona Arika (16) anak Dodi, Dianita Gemma (9) anak Dodi, Amelia Callista (10) teman Dianita, serta dua sopir Dodi yakni Yanto dan Tasrok.

Sedangkan korban yang masih hidup yakni Zanette Kalila Azaria (13) anak Dodi, Emi (41) pembantu Dodi, Santi (22), Fitriani (23), dan Windy, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kartika.