Perilaku Jeksenn Aneh Sebelum Jadi Korban, Apakah Ini Firasat?
Menurut rekan kerja sekaligus teman dekat Jackson, Sapta Alfaraby, sahabatnya itu kini menjabat sebagai General Manager Bogor X-One Lounge Club.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teman dekat korban tewas Kapal KM Zahro Express mendapat pertanda aneh.
Jeksenn Wilhelmus (40) terindentifikasi menjadi korban tewas dalam kejadian nahas di perairan Muara Angke, Minggu (1/1/2017).
Menurut rekan kerja sekaligus teman dekat Jackson, Sapta Alfaraby, sahabatnya itu kini menjabat sebagai General Manager Bogor X-One Lounge Club.
Pria yang akrab disapa JW itu, meninggal dunia saat hendak pergi bersama para karyawannya ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Sapta memang tidak mengetahui dalam rangka apa kegiatan itu digelar.
"Sekitar 80 persen karyawan ikut ke sana, semua selamat kecuali Jeksen," katanya.
Mantan GM X-One Club Bogor itu juga menuturkan bahwa semua karyawan termasuk Jeksen berangkat dari Bogor Minggu pagi menggunakan mobil pribadi.
Sapta yang menuturkan bahwa dirinya baru saja bertemu dengan Jeksen pada perayaan malam tahun baru di tempat tersebut.
Saat bertemu, Jeksen yang kini masih berada di Rumah Sakit Atmajaya itu, tiba-tiba saja Jackson mendekap tubuh Sapta.
"Saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja dia meluk saya, minta maaf segala macam," jelasnya dengan suara terbata.
Menurutnya, malam itu Jeksen meminta maaf bila masih ada kekurangan dalam memimpin perusahaannya saat ini.
Kenangan kerja bersama masih belum bisa dilupakan oleh Sapta.
Sebelum keluar dari X- One, Jackson merupakan wakil dari Sapta.
"Kerja satu ruangan, tiap hari ketemu," katanya.
Selain menjabat sebagai General Manager, Jackson juga dikenal sebagai disc jockey (DJ) ternama di Bogor.
Sampai dengan saat ini, semua karyawan X-One yang menjadi korban dalam kejadian nahas itu berangsur-angsur datang ke Bogor.
Hal ini sekaligus untuk menjawab dugaan nahkoda kapal penumpang KM Zahro Express yang terus memasukkan penumpang ke kapalnya tanpa harus tercatat dalam daftar manifes yang dilampirkan bersama dengan surat izin berlayar.
"Dalam teleconference yang kami sampaikan ke berbagai pihak, kami memang sudah sampaikan bahwasannya kapal itu biasanya rawannya adalah kapasitas," kata Budi, di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Minggu (1/1/2017).
Mantan Direktur Utama PT Taman Impian Jaya Ancol itu mengaku belum bisa memastikan penyebab terbakarnya kapal penumpang KM Zahro Express.
Dia juga mengaku belum mendapat laporan apakah nahkoda benar-benar menaikkan penumpang melebihi muatan kapal. Saat ini, pihaknya tengah mengklarifikasi untuk mendapat laporan secara terperinci.
"Apabila nanti terdapat kelebihan penumpang, tentunya nanti kami akan selidiki lebih jauh. Apakah memang benar itu dilakukan seizin petugas Kemenhub, atau mereka berinisiatif sendiri," kata Budi.
Adapun surat izin berlayar dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Muara Angke pada Minggu pagi.
"Sudah saya ingatkan, saat sebelum liburan, kalau yang namanya kapal tuh kesalahan yang paling mendasar adalah kelebihan muatan. Dalam teleconference, bahkan yang saya ingatkan untuk di Indonesia bagian Timur, tapi malah kejadiannya di Jakarta, ya kami turut berduka," kata Budi.
Kapal Zahro Express terbakar saat beranjak dari salah satu pelabuhan di Muara Angke menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Penumpang kapal tersebut merupakan wisatawan yang hendak menghabiskan masa liburan awal tahun 2017 dengan rekreasi ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut ada 23 orang meninggal dunia akibat kebakaran Kapal Motor (KM) Zahro Express pada Minggu pagi.
Jumlah penumpang yang dinyatakan hilang ada 17 orang, sedangkan jumlah korban yang mengalami luka ada 17 orang. Adapun 194 penumpang yang dipastikan selamat. (Kompas.com)