Cak Imin Terpukul Sepupu Jadi Korban Zahro Express
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Cak Imin mengungkapkan kesedihannya melalui media sosial twitter.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Cak Imin mengungkapkan kesedihannya melalui media sosial twitter.
Kerabat Cak Imin menjadi korban terbakarnya kapal Zahro Express pada Minggu 1 Januari 2016.
Dalam akun twitter Cak Imin yakni @cakiminpkb, profile picture mantan Menakertrans era SBY itu diganti menjadi hitam.
"Sangat sedih dan terpukul dengan musibah Kapal Zahro Express yang terbakar di Muara Angke pada 1/1/2017," tulis Cak Imin.
Cak Imin mengatakan korban merupakan kerabatnya. "1 keluarga korban adalah sepupu saya," kata Cak Imin.
Cak Imin pun meminta pihak terkait untuk bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
"Saya dan keluarga akan menuntut semua pihak yang bertanggung jawab yang teledor atas peristiwa sedih ini, saya harap semua teman saya membantu," tulis Cak Imin.
Cak Imin lalu mendesak DPR untuk membentuk panitia khusus (Pansus) Kapal Zahro Express. "Tolong DPR membentuk tim atau pansus agar dapat diketahui penyebab utamanya keteledoran ini, dan tidak boleh terulang kembali #safetyfirst," tulis Cak Imin.
Wakil Sekjen PKB Daniel Johan membenarkan akun twitter tersebut milik Cak Imin. "Iya, benar," kata Daniel ketika dikonfirmasi, Selasa (3/1/2017).
Menurut informasi yang dihimpun, Cak Imin saat ini sedang menjalani umrah.
Diketahui KM Zahro telah memiliki sertifikat untuk berlayar dari Kementerian Perhubungan dan hanya 20 kapal yang memiliki sertifikat dari Kemenhub dari 44 kapal penumpang yang ada di Teluk Jakarta.
Sementara berdasarkan laporan yang diterima oleh Dirjen Hubla, Surat Persetujuan Berlayar (SPB) KM Zahro Express dikeluarkan oleh KSOP Muara Angke dan dinyatakan laik laut untuk berlayar.
Dugaan sementara, insiden itu kemungkinan besar akibat korsleting listrik di ruang mesin. Diasumsikan mesin kapal tersebut meledak kemudian terbakar di kamar mesin yang di dalamnya terdapat tangki bahan bakar.
Kapal penumpang berbobot 106 GT dengan tanda selar 6960/Bc tersebut mengangkut sekitar 244 orang, termasuk 6 orang Anak Buah Kapal (ABK). Sedangkan kapasitas kapal mencapai 285 orang.
Dari jumlah tersebut, dilaporkan korban meninggal berjumlah 23 orang dengan rincian 20 orang terbakar yang saat ini sudah dibawa ke RS Polri, 3 orang meninggal karena terjun ke laut, 2 orang dibawa ke RS Atmajaya dan 1 orang ke RS Pluit.