Diminta Layani Angkutan dari Muara Angke, Pelni Kesulitan
Kejadian nahas yang menimpa KM Zahro Express membuat Kementerian Perhubungan mengevaluasi jalur transportasi dari Pelabuhan Muara Angke
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejadian nahas yang menimpa KM Zahro Express membuat Kementerian Perhubungan mengevaluasi jalur transportasi dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta.
Kemenhub kemudian menugaskan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk melayani pemberangkatan dari pelabuhan tersebut.
Direktur Utama PT Pelni Elfien Guntoro menyatakan, pihaknya saat ini sedang mengevaluasi penugasan tersebut. Pasalnya ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum kapal berlabuh.
"Kedalaman laut di Pelabuhan Muara Angke hanya 2 meter," ujar Elfien dalam konferensi pers di Kantor Pelni Jakarta, Rabu (4/1).
Kondisi tersebut membuat Pelni kesulitan untuk menjalankan tugas. Menurut dia, Pelabuhan Muara Angke termasuk pelabuhan tradisional.
Sehingga memiliki kedalaman yang kurang. Sementara kapal yang dimiliki oleh Pelni paling tidak membutuhkan kedalaman berkisar 3,5-5 meter.
"Tim kami juga sudah lakukan survei, dan ternyata juga tidak bisa sandar di Pulau Tidung," terangnya.
Meskipun demikian, Pelni sudah mengoperasikan kapal ke Kepulauan Seribu dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Kapal yang dioperasikan yakni Sanus 46 yang singgah ke pulau-pulau seperti Bidadari, Pramuka, Pari, Kelapa,.
Kapal perintis ini melayani perjalanan dengan tarif Rp 15.000.
"Rute ini, memang sudah dilayani kapal perintis," ujarnya.(Dede Suprayitno)