Netizen Gemas Pasrah Sedih Jadi Satu Melihat CCTV Utuh Perampokan di Pulomas
Akhirnya mereka kembali menodong pistol kepada Dodi, lalu menggiringnya ke kamar mandi setelah merampas dompet dan benda lainnya.
Penulis: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Sedetikpun kita tak bisa menunda kematian. Begitu tulis salah satu netizen usai melihat keseluruhan isi CCTV yang merekam detik-detik perampokan di kediaman Dodi Triono, melalui berita Tribunnews berjudul Analisis CCTV: 2 Momen Krusial Dalam Tragedi Pulomas yang Menewaskan 6 Orang.
Komentar netizen bukan tanpa alasan, karena mereka hanya bisa berandai-andai jika Dodi sedikit saja terlambat datang barangkali peristiwa perampokan itu tak sampai merenggut nyawa banyak orang.
Dalam video tersebut terlihat ada dua momen krusial pada peristiwa yang menewaskan 6 orang dari 11 korban yang disekap di kamar mandi.
Pertama, ketika para pelaku sudah melakukan aksinya mencuri sejumlah harta benda, dan hendak pergi dari rumah tersebut, tiba-tiba muncul Dodi Triono sang pemilik rumah.
Pada waktu itu para pelaku sudah berada di sekitar pagar rumah untuk pergi.
Akhirnya mereka kembali menodong pistol kepada Dodi, lalu menggiringnya ke kamar mandi setelah merampas dompet dan benda lainnya.
Seandainya Dodi datang terlambat atau setelah para pelaku pergi kemungkikan selamat dan bisa menolong para korban yang disekap di kamar mandi.
Kedua, saat 11 korban disekap di kamar mandi, yakni terakhir Dodi, Ramlan sang kapten perampokan, mematikan lampu kamar mandi.
Artinya secara otomatis mematikan kipas exhaust sehingga membuat korban kekurangan oksigen, 6 di antaranya tidak dapat bertahan dan meninggal dunia.
Bukti rekaman cctv ditunjukkan saat rilis pengungkapan Perampokan sadis Pulomas di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/1/2017). Polda Metro berhasil melakukan pengungkapan perampokan dan pembunuhan sadis di Pulomas dengan mengamankan 4 orang tersangka berserta barang bukti. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Melihat rekaman CCTV tersebut banyak netizen yang sedih, bahkan dengan perasaan campur aduk, antara gemas geregetan namun juga pasrah dengan takdir yang sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Berikut beberapa komentar netizen:
Anggia M Chaniago Sedetikpun kita gk bisa menunda kematian,kalau Allah sudah berkehendak, Kun Fayakun...kita hanya bisa berandai andai..seandainya pak Dodi telat 5menit,seandainya pintu pagar terkunci,seandainya pak Dodi melawan wkt turun dari mobil dn minta tolong,walaupn ditembaknya pasti org pada dengar suara tembakan itu,paling pak dodi aja yg kena,anak2ny pasti selamat,..
Komentar itupun mendapatkan balasan netizen lainnya yang merasakan hal serupa.
"Gemes, sedih, campur aduk..." tulis Evi Aprilian menanggapi komentar tersebut.
"Sesak ya menyaksikan tayan cctv," tulis Dhe Wie.
Zayni Zean Andai sja p dodi gk muncul..tdk akan ada yg meninggal..tetap aja. ajal sdh menjemput. tk bisa di rubah.tidak meninggal waktu itu..bisa sja bsk atau lusa.manusia hanya menunggu giliran
Dina Riskiana Andai pak dodi tidak dtg pada wktu itu mungkin mereka selamat tp takdir dan ajal sudah tiba tak ada yg bsa menolak
Linna Mamanya Smua yg liat psti greget yaa... Tp itulah takdir siapa yg bs mnolak bahkan menunda saja kita tdk ada kuasa sm sekali
Erlin Shannon Itulah ajal...bgaimana pun kita ga bs menolak,andai sj di perjalanan pak Dody entah itu mengisi bensin di SPBU,entah mampir ke warung,entah singgah sejenak mgkn ke tmpat temannya,ttap yg namanya ajal ga bs di elak bisa saja pak Dody meninggal dgn cara yg lain di waktu yg sama krn sdh ketetapan Allah. Tapi kita tak tahu itu sdh menjadi rahasia Allah. Cuma cara perampok dan pembunuh itu sungguh biadab,pengin enak tp ga mau kerja keras... rasa nya pengin nonjok sampai babak belur tuh perampok.
Polda Metro Publikasikan Keseluruhan Isi CCTV
Polda Metro Jaya mempublikasikan keseluruhan isi CCTV di rumah korban Dodi Triono (59), Kamis (5/1/2017), yang berkaitan dengan aksi perampokan disertai pembunuhan di Pulomas Jakarta Timur.
Di luar takdir yang sudah digariskan Tuhan, ada dua momen krusial pada peristiwa yang menewaskan 6 orang dari 11 korban yang disekap di kamar mandi.
PERTAMA, ketika para pelaku sudah melakukan aksinya mencuri sejumlah harta benda, dan hendak pergi dari rumah tersebut, tiba-tiba muncul Dodi Triono sang pemilik rumah.
Pada waktu itu para pelaku sudah berada di sekitar pagar rumah untuk pergi. Akhirnya mereka kembali menodong pistol kepada Dodi, lalu menggiringnya ke kamar mandi setelah merampas dompet dan benda lainnya.
Seandainya Dodi datang terlambat atau setelah para pelaku pergi kemungkikan selamat dan bisa menolong para korban yang disekap di kamar mandi.
KEDUA, saat 11 korban disekap di kamar mandi, yakni terakhir Dodi, Ramlan sang kapten perampokan, mematikan lampu kamar mandi. Artinya secara otomatis mematikan kipas exhaust sehingga membuat korban kekurangan oksigen, 6 di antaranya tidak dapat bertahan dan meninggal dunia.
Pada kesempatan paparan, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan bertanya kepada tersangka Yus Pane.
"Itu siapa yang mematikan lampu?" kata Kapolda. "Ramlan," jawab Yus Pane. "Kenapa dimatikan. Kalau dimatikan kan kipas exhaust ikut mati," ujar Iriawan.
Data dan Kronologi Peristiwa:
Pelaku: Ramlan Butar-Butar, Ridwan Sitorus alias Yus Pane, Erwin Situmorang, dan Alfin Sinaga
Korban tewas: Dodi Triono (59) dan dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir pribadinya bernama Yanto dan Tarso.
Korban selamat: Dua anak Dodi bernama Zanette Kalila Azaria (13) dan Fitriani (23). Serta tiga asisten rumah tangga bernama Emi (41), Santi (22), dan Windy (23).
Kronologi:
1. Yus Pane masuk ke pekarangan rumah, memanggil korban sopir Yanto, dan menyuruh membuka pintu garasi
2. Ramlan (Si Pincang) masuk ke rumah
3. Erwin Situmorang menyusul Ramlan, sementara Alfin Sinaga menunggu di mobil sambil mengawasi
4. Ramlan dan Erwin mengajak korban Yanto ke dalam rumah sambil mengancam dengan golok dan pistol
5. Para korban yang ada di dalam rumah dikumpulkan kemudian disekap di kamar mandi
6. Yus Pane mengajak Santi ke lantai dua menuju kamar, dan menemukan Zanette lalu membawanya ke kamar mandi tadi
7. Yus Pane kembali ke lantai 2 mengecek kamar-kamar dan menemukan Diona dan sempat dipukul beberapa kali dengan pistol
8. Yus Pane kembali mengajak Gemma menuju kamar Dodi serta kamar lain di lantai dua, setelah itu membawa Gemma ke kamar mandi
9. Tarso, sopir korban datang ke rumah. Tak lama ditodong Ramlan dan Yus Pane lalu memasukkannya ke kamar mandi
10. Setelah mengambil beberapa harta benda, mereka ke luar rumah, namun Dodi datang mengendarai mobil
11. Pelaku menodongkan pistol, mengambil dompetnya dan memasukkan Dodi ke kamar mandi
12. Sebelum pergi, Ramlan Si Pincang mematikan lampu kamar mandi yang otomatis mematikan kipas exhaust sehingga membuat korban kekurangan oksigen, dan 6 di antaranya meninggal dunia