Agus Yudhoyono: Saya Membangun Tanpa Menggusur
Calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono menyebut membangun atau menata lingkungan di Jakarta bisa tanpa menggusur.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Agus Harimurti Yudhoyono menyebut membangun atau menata lingkungan di Jakarta bisa tanpa menggusur.
Menurut dia, hal itu bisa dilakukan dengan memperbaiki lingkungan.
"Bisa dengan memperbaiki lingkungan sendiri," kata Agus dalam kampanye di Rusun Jatinegara Barat, di Kampung Melayi, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (8/1/2017).
Agus bertemu para korban gusuran, baik dari Cawang, Bidaracina dan lainnya di rusun tersebut.
Termasuk warga Kampung Pulo yang direlokasi karena terkena dampak normalisasi Sungai Ciliwung.
Baginya, kata Agus, membangun atau menata lingkungan tidak harus dengan menggusur.
Dia tak ingin mencabut warga dari tempat tinggal asalnya di suatu daerah di Jakarta.
Baca: Kompetisi Penuh Dalam Pilkada DKI Akan Dorong Penentuan Pemimpin Terbaik
Warga, menurut dia, menderita karena harus dipindah jauh, kehilangan lapangan kerja dan rumah, dan lainnya.
Warga yang terkena gusuran, lanjut Agus, seperti lansia, perempuan, dan anak-anak, ada yang mengaku mengalami trauma.
Ia menyatakan prihatin terhadap penggusuran di Jakarta belakangan ini.
Ia mengaku meninggalkan profesinya sebagai prajurit TNI karena ingin berjuang bagi warga Jakarta seperti yang terkena gusuran ini.
"Saya mencoba untuk merasakan betul pahit getirnya. Dari memiliki rumah, dari keringat sendiri, tiba-tiba digusur tanpa kompensasi apapun," ujar Agus.
Agus menjanjikan, jika dirinya terpilih, maka akan membantu dan prioritaskan warga korban gusuran.
Doa menjanjikan kebijakan yang berbeda jika ia terpilih.
Seusai sambutan, wartawan mengonfirmasi apakah nantinya ada atau tidak penggusuran jika ia terpilih.
Baca: Arbi Sanit: Ahok Bicaranya Kasar, Ali Sadikin Juga Bicara Kasar
"Saya tidak mengatakan (menggusur), saya membangun tanpa menggusur," ujar Agus.
Soal tidak adanya kompensasi bagi warga yang tergusur, misalnya karena tinggal di bantaran sungai, Agus menyinggung soal masalah kemanusiaan.
"Ini kita berbicara tentang manusia. Manusia yang tinggal belasan, puluhan tahun, apa yang tidak lebih penting dari manusia di kota ini," ujar Agus.
Agus mengaku paham soal aspek hukum. Namun, warga seperti itu, lanjut dia, harus diperhatikan.
Tanpa harus mereka tersisih atau termarjinalkan.
Penulis: Robertus Belarminus