Anies Akan Buat Gugus Penanggulangan Kekerasan di Setiap Sekolah
calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan membuat gugus penanggulangan kekerasan di setiap sekolah.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyikapi terjadi kasus kekerasan di dunia pendidikan, seperti yang terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Cilincing, Jakarta Utara, calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan membuat gugus penanggulangan kekerasan di setiap sekolah.
"Sehingga potensi-potensi kekerasan bisa dideteksi awal," papar Anies di Sunter, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017).
Berdasarkan pengalamannya menurut Anies, kekerasan yang terjadi dunia pendidikan berawal dari kekrasan kecil yang dibiarkan. Kekerasan kecil tersebut lalu kemudian menjadi kebiasaan dan hal lumrah sehingga kemudian timbul kekerasan yang lebih besar seperti penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya siswa.
"Kalau ada gugus di tiap-tiap unit sekolah, maka gugus itu bisa membina sebelum persoalannya menjadi persoalan yang besar sampai kekerasan yang fatal," kata Anies.
Melalui gugus penanggulangan kekerasan, nantinya di setiap sekolah akan ada papan pelaporan. Dalam papan tersebut akan tercantum nomor telepan pengaduan bila terjadi kekerasan.
"Misalnya seseorang jadi korban, belum tentu berani lapor ke kepala sekolah, belum tentu lapor kepada guru. Nah dia bisa lapor ke gugus ini dan gugus ini bisa langsung turun ke lapangan, memeriksa," katanya.
Selama ini menurut Anies kasus kekerasan yang terjadi disekolah biasanya ditutup-tutupi. Bila dilaporkan kepada pihak sekolah, maka sekolah akan menjaganya supaya kasus kekerasan tidak diketahui publik.
"Karena kalau tidak, biasanya lingkaran yang menjaga, cara solusinya adalah di tiap sekolah harus ada papan pengumuman, nomor-nomor telepon, nama-nama orang yang dilapori sehingga korban bisa lapor dan penanganan bisa langsung dilakukan," pungkasnya.
Sebelumnya salah seorang siswa STIP tingkat pertama Amirullah Adityas Putra (19) tewas diduga karena dianiaya empat seniornya.
Siswa angakatan 2016 jurusan Nautika tersebut diduga tewas setelah dianiaya empat seniornya IS (22), WS (20), SM (20), dan AR (20). Keempat orang yang diduga pelaku tersebut kini tengah diperiksa kepolisian.