Tanggapan Mengejutkan PKS soal Spanduk Larangan Pagelaran Wayang Kulit
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki cara sendiri untuk menanggapi spanduk larangan pagelaran wayang kulit yang fotonya jadi viral.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki cara sendiri untuk menanggapi spanduk larangan pagelaran wayang kulit yang fotonya jadi viral, Senin (23/1/2017).
Seperti diketahui sebelumnya, netizen dihebohkan dengan isu larangan pertunjukan wayang kulit dengan alasan tidak sesuai dengan syariat Islam.
Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI 2014-2019 berkicau terkait hal itu.
Ia posting sebuah foto sekaligus cuitan.
"Saya penikmat pagelaran wayang. Monggo para pandemen wayang, sama2 kita nonton wayang di DPP PKS, Sabtu (28/1). Abaikan spanduk2 aneh itu," tulisnya.
Sebuah foto spanduk pagelaran wayang yang diselenggarakan PKS diposting Hidayat Nur Wahid.
Pada spanduk tersebut terdapat juga foto Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman.
Pagelaran wayang kulit diselenggarakan pada Sabtu (28/1/2017) di MD Building Pasarminggu Jaksel dengan dalang Ki Sri Kuncoro.
Mengejutkan, PKS memiliki cara unik untuk menolak isi spanduk yang menunjukkan ketidaksetujuan pagelaran wayang kulit dengan menggelar pertunjukan wayang kulit.
Tanggapan sejumlah tokoh
Wartawan Tribunnews Ferdinand Waskita melaporkan, sebelumnya Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mempertanyakan spanduk-spanduk berisi larangan pemutaran wayang kulit, yang menjadi viral di media sosial.
"Itu siapa yang bikin?" tanya Andreas di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/1/2017).
Andreas melihat spanduk tersebut bertentangan dengan kultur dan realita budaya serta sosial di Indonesia. "Sehingga Saya rasa ini enggak ada artinya di Indonesia," kata Andreas.
Anggota Komisi I DPR itu menduga adanya upaya menciptakan konflik di masyarakat. Sehingga, Andreas meminta semua pihak mengantisipasi informasi hoax agar tidak terkena provokasi.
"Karena presiden sudah mengingatkan, aparat keamanan harus mencari tahu, siapa yang menciptakan hoax-hoax ini? Sebenarnya tidak sulit kalau kita mau menelusuri lebih jauh," kata Andreas.
Apalagi, kata Andreas, pemerintah telah membentuk Badan Cyber Nasional yang bertugas mengawasi lalu lintas komunikasi dunia maya.
Sementara itu Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, menanggapi peredaran larangan pagelaran wayang kulit di spanduk-spanduk yang sedang ramai di sosial media itu.
Diketahui Djarot ialah penikmat budaya wayang. Seringkali ia menyisihkan waktunya di tengah masa kampanye untuk menonton pagelaran wayang.
"Ada spanduk-spanduk (bertuliskan), 'wayang bukan budaya dan syariat Islam'. Dilarang piye, wong wayang itu pagelaran bukan pemutaran," kata Djarot, di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2017).
Pria kelahiran Magelang itu menyebut, salah satu media penyebaran ajaran agama Islam juga melalui wayang, seperti yang telah disyiarkan oleh para Wali Songo.
Sementara itu, dalam akun Twitter pendiri Majalah Tempo yang juga seorang sastrawan, Goenawan Mohamad ikut mengunggah foto tersebut melalui Twitter @gm_gm.
"Spanduk di Cempaka Putih, Jakarta. Wayang kulit dilarang. (Menurut orang-orang yang tahu, syiar Islam di Jawa dengan wayang)," cuitnya.
Spanduk tersebut bertuliskan "Menolak dengan Keras Pemutaran Wayang Kulit", "Wayang Kulit Bukan Budaya dan Ajaran Umat Islam", serta "Pemutaran Wayang Kulit Bukan Syariat Islam". (*)