Debat Cagub Tadi Malam Makin Mengerucutkan Pilihan
Debat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta semalam, semakin menambah "keyakinan" para pemilih yang belum memutuskan pilihannya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengajar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Dr Ari Junaedi menilai debat ke dua antar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang berlangsung semalam, semakin menambah "keyakinan" para pemilih yang belum memutuskan pilihannya (undecided voters).
Jika menilik survei terakhir yang dihelat SMRC, prosentase undecided voters cukup besar yakni berkisar di angka 16 persen.
"Debat sangat efektif bagi para calon pemilih untuk memastikan pilihan akhir di tanggal 15 Februari nanti. Kematangan calon dalam memaparkan argumentasi serta menjawab pertanyaan para panelis juga makin menunjukkan kemampuan para calon di mata para calon pemilih. Dalam debat juga memperlihatkan kemampuan dari calon gubernur dan calon wakil gubernur secara riel atau hanya bualan belaka," ujar Ari Junaedi yang kerap melatih para calon kepala daerah dalam forum debat.
Menelisik dari pelaksanaan debat semalam, ada "kelemahan" para calon yang mengeluarkan data tanpa recheck dan crosschek seperti yang dilontarkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Menarik ketika data yang disampaikan Ahok bahwa Kemendikbud di bawah Anies mendapat peringkat 22 dari 22 kementerian yang dinilai.
Baca: Sistem Good Governance Pemprov DKI Sudah Usang, Anies akan Terapkan Open Government
Padahal data Ombudsman RI soal kepatuhan pemerintah pusat dan daerah terhadap standar pelayanan publik terjadi ketika Kemendikbud dibawah kepemimpinan Anies Baswedan.
Penelitian tersebut dilakukan dua periode, yakni pada Maret-Mei 2015 dan Agustus-Oktober 2015.
Jika memperhatikan waktu penelitian, Anies masih menjabat sebagai Mendikbud pada 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016.
"Pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pun juga tidak beranjak pada penyampaian yang membosankan karena kesannya masih "mengawang-awang". Silvy yang diharapkan tampil untuk "menutupi" kelemahan Agus, gagal tampil elegan karena sikapnya yang selalu "nyinyir"," kata Ari.
"Kesan seperti ini sangat tidak disuka oleh para pemilih pemula. Penilaian obyektif saya, masih mengunggulkan pasangan Ahok-Djarot sebagai pemenang debat, seperti halnya di debat pertama,” ucap Ari Junaedi yang juga pengajar di Program Pascasarjana UI ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.