Pelajar Bekasi Ngamuk Rusak Sekolah, Kepseknya Nyaris Diclurit
Dia tangkap karena merusak kaca jendela SMPN 30, Jatiasih, Kota Bekasi menggunakan sebuah batu koral.
Editor: Rendy Sadikin
WARTA KOTA/Fitriyandi Al Fajri
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Seorang pelajar kelas VIII SMPN 23 Terbuka, Jatiasih, Kota Bekasi berinisial LH (15) harus berurusan dengan polisi pada Rabu (8/2) petang.
Dia tangkap karena merusak kaca jendela SMPN 30, Jatiasih, Kota Bekasi menggunakan sebuah batu koral.
"Pelaku kami amankan di rumahnya di daerah Jatiasih beberapa saat setelah kejadian," ujar Kapolsek Jatiasih Komisaris Rajiman pada Kamis (9/2).
Pelaku pengerusakan sekolah, LH (15) saat diamankan oleh penyidik Polsek Jatiasih, Kota Bekasi pada Rabu (8/2) malam.
Selain memecahkan kaca jendela sekolah, LH juga sempat mengayunkan clurit ke arah Kepala dan Wakil
Kepada polisi, tersangka mengaku nekat memecahkan kaca jendela karena kesal.
Soalnya saat nongkrong bersama rekannya di sebuah taman dekat SMPN 30, LH diejek oleh seorang siswi dari lantai tiga.
Selain itu, LH juga masih menyimpan rasa dendam ke pihak sekolah karena setahun lalu dia dikeluarkan (drop out/DO) dari SMPN 30.
LH di-DO soalnya kerap bolos dan dikenal sebagai siswa yang nakal.
Buntutnya, tersangka mengambil batu koral dan melemparkannya ke arah siswi.
"Batu yang dilempar mengenai kaca jendela kelas yang ada di lantai IX, sehingga pecah. Setelah itu, pelaku bersama rekan-rekannya melarikan diri," kata Rajiman.
Para siswa dan guru di SMPN 30 kemudian terkejut mendengar suara pecahan kaca jendela.
Salah seorang siswa yang mengenal LH, kemudian melaporkan hal ini ke pihak sekolah.
"Kepala SMPN 30, Toto Duharto dan Wakil Kepala SMPN 30, Diman Suparman kemudian ke rumah tersangka untuk memberitahukan hal itu ke orangtuanya," jelas Rajiman.
Kepala Unit Reskrim Polsek Jatiasih Iptu Ompi Indopina menambahkan, setibanya di sana LH langsung mencaci maki Toto dan Diman dengan perkataan kotor.
Emosinya makin meletup, manakala orangtua LH pingsan di tempat mengetahui kabar tersebut.
Dengan sigap, LH mengambil sebuah clurit yang tersimpan di dapur.
Clurit itu diayunkan ke arah Toto dan Diman.
Untung upaya LH berhasil digagalkan oleh warga yang ikut mendampinginya saat berkunjung ke rumah orangtua LH.
"Pelaku juga sempat mengancam akan membunuh saksi yang saat itu mendatangi rumahnya," kata Omp.
"Clurit yang terbuat dari seng bergagang besi dengan panjang 100 sentimeter itu sudah kita amankan juga sebagai barang bukti," tambahnya.
Akibat perbuatannya, tersangka bakal dijerat hukum berlapis yaitu Pasal 406 tentang pengerusakan barang milik orang lain dan UU Darurat No. 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tanpa kepemilikan dokuman resmi dengan hukuman penjara di atas lima tahun.