Penjelasan Ahok soal Harga Air Bersih di Rumah Susun
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membenarkan harga air di rumah susun adalah Rp 5.500 per kubik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membenarkan harga air di rumah susun adalah Rp 5.500 per kubik.
Hal ini karena penyaluran air untuk warga rusun harus menggunakan pompa agar sampai ke lantai atas.
"Kalau di rumah susun itu Rp 5.500, itu sudah kita subsidi karena dia (harus) pompa naik ke atas kan," ujar Ahok di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (20/2/2017).
Baca: Ketua RW: Di Debat Ahok Ngomong Bayar Air Rp 1.200, Faktanya Kami Bayar Rp 5.500, Siapa yang Bohong
Namun, menurut Ahok, hal ini bukan berarti ia berbohong ketika mengatakan bahwa warga bisa membeli air dengan harga Rp 1.050 per kubik.
Ahok mengatakan, air dengan tarif Rp 1.050 per kubik dijual untuk warga yang tidak mendapatkan subsidi rusun.
"Harga air itu cuma Rp 1.050, modal (Pemprov DKI) Rp 7.000, tetapi untuk yang tinggal di rumah susun itu Rp 5.500," ujar Ahok.
Saat debat calon gubernur-wakil gubernur pada 27 Januari lalu, Ahok selaku cagub DKI Jakarta sempat mengatakan bahwa saat ini air bersih yang dijual ke warga sudah murah.
Saat itu, Ahok menyebut harga air bersih yang dijual untuk warga miskin hanya Rp 1.050 per kubik.
Namun, pernyataan Ahok itu dibantah sejumlah warga penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Menurut warga, saat ini harga air bersih yang harus mereka bayar setiap bulannya mencapai Rp 5.500 per kubik.
"Kalau di media kayaknya enak benar, ngomong begini-begini, semuanya baik-baik. Itu yang kemarin warga komplain. Di debat dia ngomong pembayaran air Rp 1.200. Faktanya di sini kami bayar Rp 5.500. Jadi yang bohong siapa?" kata Ketua RW 17, Muhammad Rais.
Penulis : Jessi Carina