Ketika Program Rumah Susun Membuat Giring Terharu
Rumah susun sewa atau rusunawa adalah sebuah program andalan Pemprov DKI Jakarta dijaman kepemimpinan Jokowi yang dilanjutkan penggantinya Ahok.
Editor: Malvyandie Haryadi

TRIBUNNEWS.COM - Rumah susun sewa atau rusunawa adalah sebuah program andalan Pemprov DKI Jakarta dijaman kepemimpinan Jokowi yang dilanjutkan penggantinya Ahok.
Sejumlah warga bantaran kali yang direlokasi kini telah menetap di sejumlah rumah susun yang telah disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Konsep pembangunan yang dijalankan Ahok, termasuk rumah susun, ini memancing pujian banyak orang. Mendagri Tjahjo Kumolo misalnya, pernah mengatakan punya konsep membangun Jakarta yang sangat komprehensif.
"Beliau memiliki konsep membangun Jakarta sebagai kota pendidikan, kota budaya, dan kota transit yang maju sebagai Ibu Kota negara Indonesia," ujarnya ketika itu.
Selain Mendagri, personel band Nidji, Giring Ganesha juga tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada konsep rumah susun.
Pada mulanya, Giring mengaku skeptis dengan program rumah susun. Selama ini, banyak orang menyatakan bahwa rumah susun tidak dikelola dengan baik dan cenderung menyengsarakan penghuninya. Kenyataannya berbeda dengan anggapan negatif selama ini.
Di masa DKI Jakarta dipimpin oleh Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, program pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) memang menjadi salah satu prioritas.
Program ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi beberapa persoalan ibu kota sekaligus, yakni banjir, pemukiman kumuh, permintaan rumah yang terus meningkat, kemacetan, kesehatan dan pendidikan.
Salah satu persoalan tahunan yang terus mendera Jakarta adalah banjir. Solusi utama yang ditawarkan Ahok adalah normalisasi 13 sungai yang terus mengalami penyempitan akibat badan sungai diduduki.
Dalam rangka mengembalikan lebar sungai menjadi 30 sampai 50 meter, warga yang tinggal di atasnya terpaksa direlokasi ke rumah-rumah susun yang tersedia.
Saat ini, program normalisasi sungai di Jakarta sudah mencapai 30 kilometer. Program ini secara langsung menjauhkan Jakarta dari banjir besar.
Tahun 2013, ada 1,5 juta penduduk Jakarta mengungsi karena banjir. Angka ini mengalami penyusutan tajam menjadi hanya sekitar 280 orang pengungsi saja tahun lalu.
Dengan pelbagai fasilitas yang diberikan pada penghuni rumah susun, program ini sekaligus menyumbang pada sektor lain seperti kemacetan.
Setiap penghuni Rusun digratiskan naik bus trans-Jakarta yang keluar-masuk rumah susun setiap saat. Artinya, melalui program rumah susun, ada ribuan warga DKI yang potensial menggunakan kendaraan publik seperti trans-Jakarta. Dan itu secara langsung akan mengurangi kemacetan di jalan-jalan ibu kota. (*)