Djarot: Mainkan Isu Sara dalam Politik adalah Cara Primitif
Djarot Saiful Hidayat bahkan menyebut tindakan mencampuradukkan sara dan politik adalah sebuah tindakan primitif.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon petahana Wakil Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyayangkan hadirnya spanduk di masjid yang berisi pesan menolak mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di beberapa lokasi di ibu kota.
Spanduk itu diketahui dipasang di beberapa masjid di lokasi seperti Setiabudi dan Pondok Pinang di Jakarta Selatan.
Djarot Saiful Hidayat bahkan menyebut tindakan mencampuradukkan sara dan politik adalah sebuah tindakan primitif.
"Saya mengutip dari Buya Syafi'i Ma'arif bahwa tindakan seperti itu adalah tindakan primitif. Itu bertentangan dengan Pancasila, tidak sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbeda dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, serta berlawanan dengan UUD 1955," ujar Djarot, Sabtu (11/3/2017).
Hal itu disampaikan dalam acara Orasi Kebangsaan yang diadakan oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI) di Ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Centre, Jakarta Selatan.
Djarot yang juga merupakan kader FKPPI mengatakan bahaya isu sara bisa mengancam seluruh Indonesia bila tidak segera disudahi.
"Ingat pilkada bukan hanya Jakarta saja, di tahun 2018 akan ada 171 pilkada. Jakarta adalah miniatur Indonesia, menjadi barometer, oleh karena itu sudah seharusnya warga Jakarta menjadi contoh bagi seluruh warga Jakarta," ujarnya.