Arah Dukungan Keluarga Soeharto dalam Pilkada DKI
Keluarga Presiden ke-2 RI, Soeharto, turut muncul dalam hiruk pikuk Pilkada DKI Jakarta 2017.
Editor: Sanusi
Ruhut mendampingi Ahok dalam pertemuan itu. Menurut Ruhut, Ahok mendapatkan dukungan dari keluar Probosutedjo.
"Rupanya Ibu Probosutedjo itu sangat mendukung, Ahokers jugalah kepada Pak Ahok," ujar Ruhut kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2017).
Ruhut mengatakan, keluarga Probosutedjo mendukung Ahok yang sudah memberikan bukti selama memimpin Jakarta, bukan sekadar janji.
Namun, Ahok membantah kehadirannya ke rumah Probosutedjo untuk meminta dukungan politik.
Ahok mengatakan, tidak ada pembicaraan berbau politik saat bertemu Probo. Ahok mengaku memenuhi undangan itu sekaligus untuk melihat kondisi Probo yang kurang sehat.
"Kemarin datang bukan soal politik. Datang ke orang tua saja, sowan karena kurang sehat. Enggak ada ngomong politik," ujar Ahok.
Ia mengaku tidak berharap banyak untuk mendapatkan dukungan dari Probosutedjo. Apalagi, untuk mengimbangi dukungan Titiek kepada Anies-Sandi.
"Enggak-lah, orang kenal lama masa imbangi (dengan dukungan Titiek untuk Anies-Sandiaga). Kalau imbangi ketemu yang lain dong. Enggak lah, orang 87 tahun," ujar Ahok.
Dinilai punya massa
Mendukung atau tidak, "Keluarga Cendana" sudah muncul dalam pilkada ini. Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, "Keluarga Cendana" didekati karena punya konstituen atau pemilih.
"Mbak Titiek orang Golkar, dia anggota dewan. Mas Tommy punya partai baru, tidak ada artinya didekati kalau tidak punya massa. Didekati artinya Mbak Titiek punya audiens, punya massa pendukung. Mas Tommy juga seperti itu," kata Siti.
Dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 ini, Siti menilai wajar para calon berusaha mendekati pihak-pihak yang punya basis massa untuk meraih suara.
"Jadi dalam konteks itu dekati untuk mencari dukungan seluas-luasnya. Inikan sudah terakhir bagi dua paslon untuk menangkan pilkada ini," ujar Siti.( Jessi Carina)