Kisah di Balik Gantung Diri Pahinggar, Istri Minta Cerai Curiga Suaminya Punya Wanita Lain
Setelah mempersilakan Indra dan DF (33), istri Indra, masuk ke dalam rumah, barulah Sidik tahu permasalahan pasangan itu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mohammad Sidik (58), lelaki yang baru lima bulan menjabat sebagai Ketua RT 08/05 Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, masih tidak percaya dengan kematian Pahinggar Indrawan alias Indra (35), salah satu warganya.
Dalam hati Sidik, bagaimana mungkin Indra yang baru bertemu dengannya Jumat (17/3/2017) sekitar pukul 04.00 WIB, nekat menghabisi hidupnya lima jam kemudian.
"Jumat subuh itu tiba-tiba pagar saya diketok-ketok, kebetulan saya sudah bangun. Pas saya keluar ternyata Indra dan istrinya. Awalnya saya nggak tahu ada masalah apa, tapi memang saat itu istrinya keluar air mata," ujar Sidik saat berbincang dengan Warta Kota di rumahnya, Sabtu (18/3/2017).
Setelah mempersilakan Indra dan DF (33), istri Indra, masuk ke dalam rumah, barulah Sidik tahu permasalahan pasangan itu.
Ternyata DF cemburu karena menemukan chatting suaminya dengan wanita lain. Di hadapan Sidik, pagi buta itu, DF menyatakan ingin minta cerai.
Baca: Pahinggar Diduga Gantung Diri Karena Depresi, Berikut Cara Mengetahui Sejak Dini Gejala Depresi
"Jadi, saya baru tahu masalahnya pas mereka ke rumah. Mungkin sudah puncaknya, mungkin mereka pikir sudahlah kita selesaikan di rumah Pak RT. Sebelumnya nggak pernah terdengar ada masalah apa-apa," ujar Sidik.
Saat itu, Sidik sempat memberi nasihat agar pasangan itu memikirkan keempat anak mereka sebelum memutuskan ingin bercerai.
Keempat anak mereka berturut-turut AAZ (14), MZ (13), AN (10), dan MAZ (3).
"Saya bilang begini, ini kan kalian sudah punya anak, kenapa harus sampai berpisah? Apa cuma itu jalan yang bisa ditempuh? Kan hanya gara-gara chatting doang. Masa iya sih cuma gara-gara itu mau berpisah. Pikirin dulu secara dewasalah, kan sudah punya anak," ucap Sidik menirukan perkataannya kepada Indra dan DF.
"Bahkan saya sampai kasih contoh, saya bilang saya sama istri juga pernah ribut sampai saya tidur di dapur, istri di kamar. Masalahnya juga sama, tapi bisa kok diselesaikan. Saya bilang, kalian juga bisa kok selesaikan," kata Sidik lagi.
Setelah sekitar setengah jam curhat di rumah Ketua RT, Indra dan istrinya lalu pamit untuk kembali ke rumahnya yang hanya berjarak sekitar 20 meter.
Setelah itu, Sidik tak tahu apa-apa lagi.
"Jumat subuh setelah pulang dari rumah saya, saya nggak tahu apa-apa. Dan saya juga merasa, masalahnya sudah selesai, lalu sekitar jam 08.00 saya pergi kondangan di RW. Nggak tahu kalau istrinya pergi bawa anak-anak, karena perkiraan saya kan pulang ke rumahnya," tutur Sidik.
Seperti diketahui, dalam curhatannya di media sosial, Indra sempat berujar dia dan anak-anaknya ditinggalkan oleh istrinya.
Padahal, dia mengaku cinta mati terhadap perempuan yang dinikahinya belasan tahun lalu itu.
Tergantung
Sekitar pukul 13.30 WIB, Sidik baru saja tiba di rumahnya sehabis menunaikan ibadah salat Jumat berjamaah di Masjid Al-Mubarokah Ciganjur.
Baru saja dia mengganti pakaian, anak ketiga pasangan Indra dan DF, yakni perempuan berinisial AN (10), datang ke rumah Sidik.
Kepada Sidik, AN memintanya untuk datang ke rumahnya.
Dia menghampiri sang Ketua RT sesuai pesan ibunya.
"Wah, dalam hati saya berantem lagi nih. Akhirnya saya sama anaknya ke rumahnya," ujar Sidik.
Setelah tiba di depan rumah, Sidik melihat DF dan ketiga anaknya tengah menangis sendu di dekat dapur. Dia pun mulai curiga.
Sementara AN menuntun Sidik ke ruangan semacam gudang di dalam rumah.
Betapa kagetnya Sidik saat melihat Indra telah tergantung tak berdaya di ruangan tersebut dengan seutas tali rapia warna biru yang terikat di plafon menjerat lehernya.
Setelah melihat tubuh Indra tergolek lemah dalam keadaan tergantung, Sidik langsung merasa pria asli Solo itu sudah meninggal dunia.
"Saya langsung pulang dulu ke rumah, saya bilang, Ma, itu anak yang kita nasihatin itu ternyata bunuh diri, gantung diri. Kata istri saya, wah kalau kejadian seperti itu Bapak harus lapor ke Puskesmas. Maka kita bagi tugas, istri saya ke Puskesmas, saya telepon polisi," ujar Sidik.
Tak lama kemudian, pihak kepolisian dari Polsek Metro Jagakarsa dan Polres Metro Jakarta Selatan tiba di tempat kejadian.
Tubuh korban lalu dibawa ke RSUP Fatmawati untuk keperluan visum.
"Begitu saya ngeliat jasadnya, udah nggak ada (meninggal dunia). Cuma saya nggak berani megang," jelas Sidik.
Tak terawat
Saat disambangi Warta Kota, Sabtu siang, rumah Indra dan keluarganya terletak di sudut permukiman dengan halaman yang cukup luas.
Namun, bangunan rumahnya kelihatan tua seperti tidak terawat. Di depan rumah terdapat pohon mangga yang besar.
Sabtu siang, hanya tampak seorang pria di dalam rumah yang ternyata adalah adik Indra.
Belakangan diketahui bahwa jenazah Indra tidak dibawa menuju rumahnya di Jagakarsa, melainkan langsung diangkut ke TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, dari RSUP Fatmawati untuk dimakamkan.
"Maaf, kami sedang berduka. Kami belum bisa beri keterangan apa-apa," kata pria itu.
Penulis: Gopis Simatupang