Program Pasukan Merah, Djarot: Ijazah Nggak Perlu, Yang Penting Mau Bekerja
Djarot mengatakan akan merekrut 20 orang dari tiap kelurahan untuk nantinya dijadikan Pasukan Merah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat menjelaskan Program Rumah Kumuh yang nantinya akan melibatkan 'Pasukan Merah' dalam melakukan perbaikan bangunan.
Di hadapan warga kawasan Klender, Jakarta Timur, ia mengatakan akan merekrut 20 orang dari tiap kelurahan untuk nantinya dijadikan Pasukan Merah.
"Untuk program Rumah Kumuh, di Klender itu masing-masing kelurahan akan direkrut 20 orang pasukan merah," ujar Djarot, disela blusukannya di Jalan Buaran I, Klender, Jakarta Timur, Minggu (19/3/2017).
Pasukan Merah tersebut nantinya difungsikan sebagai petugas yang memperbaiki rumah-rumah warga DKI yang mengalami kerusakan.
Mantan Wali Kota Blitar itu menambahkan, Fokus dari Pasukan Merah tersebut pada perbaikan material bangunan rumah tinggal.
"(Mereka direkrut) untuk memperbaiki rumah-rumah kumuh, mereka akan dididik sebagai tukang baja ringan, keramik, tukang batu," jelas Djarot.
Para Pasukan Merah, kata Djarot, direkrut menjadi Pekerja Harian Lepas (PHL) dan digaji serta diberikan tunjangan kesehatan seperti petugas PPSU.
"Mereka akan diambil sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) dan dibayar sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), dan tunjangan kesehatan," kata Djarot.
Politisi PDI Perjuangan itu pun meminta pada pengurus Rukun Tetangga di wilayah tersebut untuk mendata warga yang sekiranya bisa direkrut menjadi 'Pasukan Merah'.
Ia pun menegaskan persyaratan untuk menjadi Pasukan Merah tidak memerlukan adanya ijazah, namun yang terpenting harus bisa baca dan tulis serta mau bekerja.
"(Cari) yang mau bekerja, ijazah nggak perlu (disertakan), yang penting mau bekerja dan bisa baca tulis," tegas Djarot.
Para warga yang nantinya direkrut menjadi Pasukan Merah diutamakan bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga bisa dididik dan diberdayakan.
"Terutama mereka yang belum punya pekerjaan, (mereka) ini perlu diambil untuk memperbaiki rumah kumuh," tandas Djarot.