Kasus Intoleransi Agama Akan Berkurang Setelah Pilkada
Padahal daerah tersebut 97 persen adalah umat Islam dan mempunyai latar belakang Islam kuat.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqie meyakini kasus intoleransi agama yang merebak saat ini akan berkurang pasca Pilkada DKI Jakarta.
"Saya punya keyakinan selesai nanti urusan pilkada ya tidak langsung otomatis selesai, tapi mulai turun," ujar Jimly di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Sabtu (8/4/2017).
Jimly mengatakan bahwa negara Indonesia sudah cukup dewasa dalam menangani perbedaan dalam berpolitik.
Dirinya mencontohkan hasil Pilkada Sula, Maluku Utara yang memenangkan kandidat non-muslim pasangan Hendrata Thes yang beragama Protestan dan beretnis Tionghoa.
Padahal daerah tersebut 97 persen adalah umat Islam dan mempunyai latar belakang Islam kuat.
"Mengapa dia terpilih? Karena rakyatnya suka sama dia," kata Jimly.
Jimly menyebut karena itu apabila pasangan nonmuslim terpilih dalam Pilkada DKI Jakarta, masyarakat Indonesia telah mendapat pelajaran besar dalam berdemokrasi.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini meyakini bahwa masyarakat akan belajar menerima jika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terpilih dalam Pilkada DKI Jakarta.
Apalagi, saat ini, Pilkada DKI Jakarta telah menjadi parameter demokrasi Indonesia.
Jimly optimis negara Indonesia tidak akan bubar akibat pergolakan Pilkada yang menyangkut masalah agama.
"Negara kita nggak bubar hanya gara-gara yang kita pilih itu gak menang," kata Jimly.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.