Seorang Warga Curhat Soal Penderitaan Tinggal di Rusun di Hadapan Ahok dan Anies
Seorang penghuni rusun bernama Karto, diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dalam acara debat Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran dua.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang penghuni rusun bernama Karto, diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dalam acara debat Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran dua.
Dalam kesempatan itu Karto sempat menyampaikan dirinya menderita tinggal di rusun.
Ia mengaku tinggal di rusun yang tidak layak, di mana atapnya bocor.
Sementara tarif sewa rusun tersebut cukup membebani penghuni seperti dirinya.
"Kami menderita, tidak hanya ekonomi tapi juga secara mental, kami benar-benar drop (red: jatuh)," katanya.
Dalam acara yang dihadiri pesera Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua itu, Karto bertanya apa yang bisa dijanjikan para peserta, untuk memperbaiki kehidupan warga yang tinggal di rusun.
Kesempatan pertama didapat Anies Baswedan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Ia menjawab permasalahan yang dialami Karto adalah masalah yang umum dialami warga Jakarta yang tinggal di rusun.
"Karena itu konsep kita adalah menata kampung, dan kita perhatikan," kata Anies.
Menurut dia, dalam memimpin harus mengedepankan hati.
"Gubernur ini bukan sekedar melaksankaan peraturan, membuat peraturan, bukan, gubernur ini memimpin rakyat, rakyat itu saudaranya," ujar Anies Baswedan.
Solusi bagi warga yang tinggal di rusun menurut Anies Baswedan pertama adalah perbaikan manajemen rusun.
Pelayanan bagi penghuni harus dihadirkan secara profesional dan pemerintah membantu pembiayaannya.
Tidak hanya itu, untuk penghuni tertentu menurut Anies Baswedan mereka harus dibantu dengan cara diberi kemudahan untuk memiliki kediaman sendiri.
Calon Gubernur DKI Jakarta pasangan nomor urut 3 itu mengigatkan bahwa pasanga Anies - Sandi punya program rumah DP 0 rupiah.
"Mereka diberi akses pembiayaan, sehingga bukan dipindahkan ke tempat jauh, tapi diberi kesempatan untuk memiliki rumah," ujarnya.
Solusi tersebut menurut Anies Baswedan juga dapat diterapkan untuk warga Jakarta di wilayah padat penduduk, yang rawan direlokasi.