Djarot Serukan Perdamaian dalam 'Jakarta Bersholawat'
Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Jakarta Bersholawat ini sudah dilaksanakan selama sebulan. Tujuannya untuk menyejukkan dan mendamaikan Jakarta.
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gema sholawat Nabi Muhammad SAW didengungkan kaum muslimin dan muslimat dari empat kecamatan se-Jakarta Utara bersama Habaib, Alim Ulama, dan tokoh masyarakat di Aula Serbaguna Jakarta Islamic Centre Semper, Jakarta Utara, Sabtu (15/4/2017) malam.
Acara yang bertema "Jakarta Bershalawat, Meneladani Kepemimpinan Rasulullah" ini dihadiri Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, KH Zuhri Ya'kub, Al Habib Huseib bin Musthafa al Bahar, termasuk Ketua Takmir Islamic Centre KH. Sodri HM. Setelah iringan sholawat, acara dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur,an.
Dalam sambutannya, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Jakarta Bersholawat ini sudah dilaksanakan selama sebulan. Tujuannya adalah untuk menyejukkan dan mendamaikan Jakarta.
"Saya berterimakasih karena kita semua tak kenal lelah untuk bersholawat menebarkan Islam yang Rahmatan lil Alamiin. Islam yang toleran, Islam Nusantara yang benar-benar menghargai satu dengan yang lain. Mengajarkan berakhlak mulia akhlakul karimah," ujarnya.
Djarot juga bangga karena malam terakhir acara Jakarta Bersholawat digelar di Jakarta Islamic Center yang dulu dikenal sebagai Kramat Tunggak dan sekarang menjadi tempat penyebaran Islam yang rahmatan lil alamiin.
"Tapi masjid di Islamic Center ini belum ada namanya. Kami sedang mencari nama yang sesuai dengan nama dari tokoh ulama Betawi. Sama seperti masjid Raya di Daan Mogot Jakbar yang diberikan nama Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama," imbuh Djarot.
Ditegaskan Djarot, malam acara Jakarta Bersholawat ini sangat istimewa karena inilah hari terakhir sebagai Calon Wakil Gubernur karena besok sudah aktif kembali sebagai Wakil Gubernur.
"Saya mohon doa restu biar kuat dan sehat selalu supaya bisa melayani seluruh warga Jakarta tanpa kecuali. Yang sakit kita harus layani dengan baik, yang tak mampu kita harus bantu. Supaya anak-anak sekolah dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, KH Zuhri Ya'kub mengatakan ini adalah kali kelima ia mengisi acara Jakarta Bersholawat. Acara sholawatan ini menjadi penting karena situasi dan kondisi masyarakat Jakarta dalam proses demokrasi ini sungguh sangat memprihatinkan. Persaingan begitu keras bahkan di sana-sini terjadi intimidasi serta permusuhan.
"Kita ingin demokrasi yang sehat, aman, dan damai. Kita ingin situasi yang stabil sehingga memungkinkan kita melakukan pembangunan secara berkesinambungan bersama Ahok-Djarot," ujar KH Zuhri Ya'kub.
Ia juga menambahkan bahwa syahwat persaingan membuat masyarakat Jakarta terjebak dalam suasana bermusuhan.
"Kita lihat di putaran pertama Pilkada DKI ada yang main ayat dan pada putaran kedua lebih dahsyat lagi main mayat. Sampai pasang spanduk yang milih nomor urut dua tidak akan disholatin dan diurus jenazahnya. Padahak mengurus jenazah adalah kewajiban orang yang masih hidup," imbuh KH Zuhri Yakub.
Meski suasana panas mencekam seperti ini dibangun, namun masyarakat harus belajar memaklumi keadaan tak usah ditanggapi dengan emosi.
"Kita maklumi Insya Allah setelah pilkada kita bisa rajut kembali silaturahmi yang terputus. Tak ada manfaatnya ribut dan benci berkepanjangan," jelasnya.