TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan alasan menggunakan analogi perjuangan ikan Nemo dalam Film Finding Nemo, dengan perjuangannya sebagai kepala daerah.

Ahok sapaanya mengaku mendapat inspirasi saat anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK) yang mengunjunginya di kantornya di Balai Kota DKI kerap melontarkan pertanyaan mengapa dia begitu gemar berseteru dengan pihak lain dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Saya jelaskan sama anak-anak itu, ada sekelompok orang di negeri ini memang salah arah, dengan korupsi merajalela, anggaran dimainkan, mau ga mau saya mesti teriak dong arahnya salah," kata Ahok usai sidang kepada wartawan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta selatan, Selasa (25/4/2017).

Ahok mengatakan, jika dirinya tidak berjuang melawan arus maka rakyat yang menjadi korban.

Untuk itu dirinya yakin berada dalam posisi yang benar, meskipun melawan arus.

"Kalau arahnya ke sana terus, rakyat ngga ada pembangunan, kami lihat saja dua sampai tiga tahun ini pembangunan luar biasa di Jakarta, uang begitu hemat, semua jaminan tunjangan dapat, itu karena kita ngarahnya benar walaupun orang ini yang ngamuk, orang selama ini ke utara, dia ke selatan," kata Ahok.

Untuk itu dalam pledoi atau pembelaan lima lembar yang disusunnya sendiri menyitir film kartun tersebut.

Diakhir nota pembelaanya, Ahok mengakhiri nota pembelaannya dengan mengatakan bahwa tepuk tangan siswa-siswi TK itu memberinya semangat untuk terus berjuang meski melawan arah.

"Ini yang saya coba jelaskan ke anak-anak. Nanti kamu juga harus siap. Kalau kamu terdampar yang ketakutan cuma keluarga kamu. Belum tentu ikan lain yang kamu tolong bersyukur dan berterima kasih," kata Ahok.