Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KJP Plus Ala Anies-Sandi Ternyata Penggabungan KJP Versi Ahok dan KIP

KIP ditolak oleh Ahok saat masih aktif menjabat Gubernur DKI. Ahok merasa pelajar di Jakarta tak butuh KIP lantaran sudah menerima KJP.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in KJP Plus Ala Anies-Sandi Ternyata Penggabungan KJP Versi Ahok dan KIP
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga antre untuk membeli daging saat operasi pasar murah di Kantor Kecamatan Palmerah, Jakarta, Selasa (28/6/2016). Operasi pasar murah ini berlaku bagi para pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) tingkat SD, SMP, SMA/SMK untuk memperoleh daging sapi dengan harga Rp 39ribu per kilo dan Rp 10ribu per ekor untuk daging ayam. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus program Anies Baswedan-Sandiaga Uno, ternyata penggabungan antara KJP versi Ahok dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang jadi gagasan Anies saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

KIP ditolak oleh Ahok saat masih aktif menjabat Gubernur DKI. Ahok merasa pelajar di Jakarta tak butuh KIP lantaran sudah menerima KJP.

Juru Bicara Anies-Sandi Naufal Firman Yursak mengatakan, penggabungan manfaat antara KJP dan KIP masih diselaraskan dengan koordinasi antara tim sinkronisasi Anies-Sandi dengan para SKPD DKI Jakarta.

Mengenai kebijakan KJP Plus, Naufal mengonfirmasi konsep penggabungan manfaat dari KJP dan KIP tetap dirasakan penerima KJP Plus.

"Anies-Sandi ingin agar dalam konsepnya, KIP akan diizinkan untuk berjalan di DKI Jakarta, KJP juga ingin ditambah manfaat dan penerimanya. " papar Naufal, Selasa (23/5/2017) siang.

"Proses sinkronisasi ini adalah merumuskan awal bagaimana desain implementasi keduanya dapat berjalan secara sinkron," jelas Naufal.

Sedangan anggota tim sinkronisasi Edriana Noerdin, optimistis KJP plus usulan program tim Anies-Sandi bisa selaras dengan program Pemprov DKI.

Berita Rekomendasi

"KJP Plus ini hanya perlu diselaraskan dan dipertajam penerimanya. Misalnya, dari yang sebelumnya hanya dirasakan anak yang sekolah, kini anak yang tidak sekolah namun masih dalam usia sekolah dapat merasakan manfaatnya, bahkan mereka bisa kembali bersekolah," papar Edriana.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas